Peluang Emas ManCity Sapu Bersih 4 Gelar

Pemain Manchester City rayakan keberhasilan lolos ke semifinal Piala FA.
Sumber :
  • https://twitter.com/ManCity

VIVA – Mimpi Manchester City menyapu bersih empat gelar musim ini terbuka lebar. The Citizens sukses melangkah ke semifinal Piala FA, usai mengalahkan tuan rumah Swansea City 3-2 di perempatfinal, Minggu dini hari WIB, 17 Maret 2019.

Erik Ten Hag Bongkar Penyebab Antony Ledek Pemain Coventry City

Tampil di Liberty Stadium, ManCity sempat tertinggal 0-2 terlebih dahulu. Gol penalti Matt Grimes di menit 20 dan Bersan Celina (29') membuat Swansea unggul.

Namun, di babak kedua, The Citizens mampu melakoni comeback. Mereka berbalik unggul lewat gol-gol Bernardo Silva (69'), bunuh diri Kristoffer Nordfeldt (78'), dan Sergio Aguero (88').

Manchester United Main Seperti Tim Kompetisi Kasta Kedua

Ini membuat peluang ManCity merebut quadruple atau empat gelar terbuka lebar. Apalagi, tim kuat lainnya, Manchester United harus tersingkir, usai kalah 1-2 dari Wolverhampton Wanderers di Molineux Stadium.

Meski berada dalam kondisi yang diunggulkan, manajer ManCity, Pep Guardiola tak mau jemawa. Dia merasa belum pantas membicarakan peluang meraih quadruple lantaran musim ini masih panjang.

Man Utd ke Final Piala FA, Ten Hag Ungkap Keresahan

"Tanyakan hal itu (soal quadruple) pada saya di akhir April dan saya baru akan menjawabnya," ujar pria asal Spanyol dikutip Sportsmole.

"Saya tahu bagi banyak orang, akan menjadi kegagalan besar jika kami tak memenangkan tiga atau empat gelar. Jadi saya minta maaf. Kami tetap berjuang untuk terus menang setelah jeda internasional," jelasnya.

Tanpa VAR, ManCity Diuntungkan


Keberhasilan ManCity melaju ke semifinal Piala FA tak luput dari kontroversi. Gol penyeimbang ManCity lahir akibat pelanggaran yang dilakukan Cameron Carter-Vickers terhadap Raheem Sterling di dalam kotak penalti Swansea walau hanya terjadi benturan ringan.

Sementara itu, gol penentu kemenangan ManCity yang dicetak oleh Sergio Aguero juga berbau kontroversial. Karena, berdasarkan tayangan ulang, Aguero terlihat sudah berada dalam posisi offside.

Menurut Guardiola, kedua gol tersebut bisa saja tidak disahkan wasit apabila ajang Piala FA telah menerapkan VAR. Atas insiden ini, Guardiola pun meminta maaf kepada kubu Swansea.

"Jujur, saya tidak melihatnya. Jika memang itu penalti atau offside seperti yang dikatakan orang, maka saya minta maaf. Tapi Anda harus menanyakan FA mengapa tidak ada VAR di kompetisi ini," kata Guardiola seperti dikutip BBC, Minggu, 17 Maret 2019.

"FA sudah menanyakan kepada semua klub apakah mereka setuju dengan VAR di kompetisi ini dan kami semua menjawab bahwa VAR harus diterapkan di semua laga. Di seluruh Eropa, VAR sudah diterapkan dan mengapa di Piala FA belum tersedia?" ujarnya.

Terlepas dari kontroversi tersebut, keberhasilan menembus semifinal Piala FA, membuat ManCity semakin dekat dengan quadruple. Sebelumnya, ManCity sudah memastikan gelar Piala Liga. The Citizens juga berpeluang besar merebut titel Premier League dan Liga Champions.          

Di Premier League, ManCity menempati peringkat 2 dengan 74 poin dari 30 laga, tertinggal dua angka dari Liverpool yang menempati puncak klasemen. Sedangkan di Liga Champions, The Citizens ditunggu sesama tim Inggris, Tottenham Hotspur di perempatfinal. 

Mimpi Buruk MU

Nasib buruk dialami rival sekota ManCity, Manchester United. Langkah mereka di Piala FA terhenti, usai takluk 1-2 dari Wolverhampton Wanderers di Molineux Stadium.

Wolves unggul dua gol lewat aksi Raul Jimenez (70') dan Diogo Jota (76'). Gol Marcus Rashford di menit 90+5 tak mampu menyelamatkan Setan Merah.

Wolverhampton vs MU

Ini menjadi kekalahan beruntun MU, usai kalah 0-2 dari Arsenal di ajang Premier League. Hasil yang sangat disesali manajer MU, Ole Gunnar Solskjaer.

"Saya harus mengatakan itu adalah langkah mundur yang besar. Itu adalah penampilan terburuk sejak saya datang ke sini," kata Solskjaer, seperti dikutip dari Sky Sports.

Permainan di babak pertama sendiri terlihat mampu dikuasai oleh MU. Namun, upaya mereka untuk memecah kebuntuan terhalang oleh kedisiplinan pemain Wolverhampton dalam bertahan.

"Saya pikir kami terlalu nyaman menguasai bola. Kami tidak pernah mengaturnya untuk membuat kiper mereka tertekan," katanya.

Namun. Solskjaer enggan larut dalam kesedihan. Manajer asal Norwegia ini bertekad kembali membawa timnya bangkit dari keterpurukan.

"Kami akan kembali siap bangkit usai jeda internasional. Soal pemain, jangan khawatir tentang sikap mereka. Karena mereka akan bangkit kembali dan memberikan hasil terbaik," katanya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya