Bukti Baru yang Bisa Bikin Newcastle Gagal Jadi Klub Maha Sultan

Para pemain Newcastle United berlari di depan bendera
Sumber :
  • Financial Times

VIVA – Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menemukan bukti baru dalam keterlibatan Kerajaan Arab Saudi terkait pembajakan siaran Premier League dan LaLiga. Bukti-bukti itu didapatkan WTO usai menggelar investigasi independen terkait adanya dugaan keterlibatan Kerajaan Arab Saudi dalam pembajakan siaran dua kompetisi terbaik di Eropa itu.

Arab Saudi Akui Bantu Cegat Serangan Rudal Iran ke Israel, Ternyata Ini Alasannya

WTO menilai Arab Saudi punya peran langsung dalam aksi pembajakan yang dilakukan oleh perusahaan media beoutQ. Dari aksi pembajakan yang dilakukan oleh beoutQ, disebutkan WTO, kerugian besar dialami oleh FIFA, UEFA, dan FA.

Setidaknya, ketiga otoritas sepakbola terbesar di dunia dan Eropa itu, rugi hingga ratusan juta poundsterling.

Newcastle Ngamuk, Tottenham Hancur dan Terkubur di St James Park

"Sikap kami terkait hak kekayaan intelektual sudah sangat jelas. Itu menjadi hak fundamental yang begitu dihormati dalam ekonomi global. Aturan ini, dibuat bukan karena spontanitas atau kecelakaan, tapi berlandaskan pada pemikiran kuat," ujar Chief WTO, Roberto Azavedo, dilansir The Sun.

Tangan kanan Pangeran Salman dalam pembelian Newcastle, Amanda Staveley

Momen Pemain Muslim Everton Bukber saat Duel Lawan Newcastle United

Dengan demikian, kasus pembajakan, menurut Azavedo, merupakan salah satu kejahatan paling serius dalam urusan bisnis. Hukuman yang diberikan, pastinya akan sangat berat sifatnya.

Baca juga: Pemain Liverpool Gegar Otak

"Masalah ini masih berada diselidiki lewat prosedur rahasia. Kami tak mengambil tindakan berbau politis dan berharap bisa menurunkan tensi dalam isu macam ini," jelas Azavedo.

Lewat kondisi ini, ambisi Newcastle jadi klub kaya raya baru di Premier League bisa gagal. Temuan WTO bukan tak mungkin jadi landasan Premier League untuk melakukan blok terhadap upaya Saudi Arabia Public Investment Fund (PIF), yang didukung Pangeran Mohammed Bin Salman, untuk membeli Newcastle.

Premier League juga sebelumnya sudah berpikir ulang memberikan izin kepada PIF membeli Newcastle karena masalah ini. Namun, saat itu belum ada bukti kuat yang bisa jadi landasan Premier League untuk mencabut izin pembelian Newcastle.

Di sisi lain, pemerintah Inggris sudah mengutuk kegiatan Kerajaan Arab Saudi yang mendukung pembajakan beoutQ. Bisa jadi, lewat pengaruh pemerintah Inggris pula, pembelian Newcastle gagal total.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya