Kekalahan Hateful 8 dari ManCity dan Jose Mourinho yang Munafik

Manajer Manchester City, Pep Guardiola
Sumber :
  • Instagram/@mancity

VIVA – Lolosnya Manchester City dari sanksi UEFA dianggap sebagai hari berkabung bagi sebagian besar klub Premier League. Mereka menyebut, keadilan telah mati dan aturan Financial Fair Play hanya omong kosong kala ManCity terbebas dari hukuman usai banding ke Arbitrase Olahraga Internasional (CAS).

Pemain Pinjaman Barcelona Sebut Pep Guardiola Pembohong: Dia Tak Ingat istri dan Anak Saya Dirampok

Dua manajer top Premier League, Juergen Klopp (Liverpool) dan Jose Mourinho (Tottenham Hotspur), menyatakan keputusan CAS membatalkan sanksi terhadap ManCity begitu memalukan. Mereka menyebut sudah tak ada gunanya aturan FFP ditegakkan karena pelanggaran bisa diloloskan dengan mudah.

Selain Liverpool dan Spurs, sebenarnya masih ada enam klub lagi yang begitu kecewa dengan keputusan CAS. Sebab, mereka masuk ke dalam anggota hateful nine Premier League.

Man City Ditahan Liverpool, Kenapa Kevin De Bruyne Diganti Mateo Kovacic?

Manchester United, Chelsea, Arsenal, Leicester City, Newcastle United, dan Burnley, adalah tujuh tim lain yang sempat menuntut CAS untuk bertindak cepat dan memberikan hukuman berat kepada ManCity.

Secara resmi, mereka menuliskan surat keberatan dan tuntutan terkait kasus yang dihadapi ManCity. Namun, upaya mereka akhirnya sia-sia. Sebab, ManCity pada akhirnya bisa lolos dari hukuman.

Liverpool Vs Man City, Pep Guardiola Ingin Putus Tren Buruk di Anfield

Keberhasilan ManCity lolos dari hukuman, memunculkan kecurigaan lain. Ada lobi-lobi tingkat tinggi yang dilakukan ManCity, memberikan uang suap, dan lainnya. Setidaknya itu kecurigaan yang beredar saat ini.
Manajer Manchester City, Pep Guardiola

Boleh saja curiga, tapi faktanya ManCity lolos dari hukuman. Pun, dari kasus ini, sebenarnya muncul pertanyaan, seberapa ampuh aturan FFP dalam mengatur kegiatan bisnis klub?

Pertanyaan inilah yang jadi perdebatan. Tak ada salahnya, sebuah klub jadi kaya raya karena pemiliknya berduit. Pun, tak salah ketika klub membeli pemain dengan harga mahal ketika punya anggaran yang cukup dan bisa menyeimbangkan neraca keuangannya di akhir tahun.
Baca juga: Kisah Pilu Nama Punggung Van Dijk di Liverpool

Hanya soal etika, ketika ada klub yang belanja pemain dengan harga di luar batas wajar. Tapi, itu juga sering dilandasi dengan sikap jual mahal yang diambil oleh klub asal sang pemain.

ManCity, yang mengusung misi jadi klub penuh bintang, kerap mengalami hal itu. Mereka memang tak ragu keluar duit banyak untuk beli pemain, karena memang punya anggaran melimpah.

Tapi, saat butuh pemain dan sudah ajukan penawaran, klub asal pemain itu malah bersikap jual mahal. Dan, karena butuh, ya mau tak mau akhirnya ManCity keluar duit banyak.
Kevin De Bruyne

Sebenarnya, Mourinho juga pernah berada dalam posisi yang dialami oleh Pep Guardiola. Ketika menangani Chelsea di awal-awal rezim Roman Abramovich, Mourinho sempat membangun tim dengan skuad mahal.

Ironi bagi Mourinho dan terkesan jadi munafik ketika menyerang Guardiola dengan komentar "memalukan" karena pada dasarnya pernah melakukan tindakan yang sama. Selain itu, juga Chelsea sempat dihukum UEFA karena aktivitas gilanya dalam belanja pemain.
Manajer Tottenham Hotspur, Jose Mourinho

Beda dengan Klopp karena memang tak pernah mengalami hal serupa dengan Mourinho. Klopp justru mengusulkan agar setiap klub bisa beracuan pada pola piramida dalam membangun skuadnya.
Baca juga: Fakta Mengerikan Chelsea Bikin Gemetar MU

Setidaknya, inilah yang dipelajari dan dikembangkan Klopp selama menjadi pelatih atau manajer. Tapi, yang jadi masalah adalah tak semua klub memiliki piramida pengembangan tim yang setara. Pun, kualitas akademi dan klub tak semuanya sebanding. Kalau pakai pola ini juga, yang ada, klub dengan akademi bagus, tapi tim utamanya biasa-biasa saja alias medioker, nantinya hanya jadi transit bagi pemain bintang.

Southampton contohnya. Selama ini, mereka seperti akademi kedua bagi Liverpool. Sebab, banyak pemain Southampton yang berkembang dan akhirnya disabet oleh Liverpool, mulai dari Nathaniel Clyne, Adam Lallana, Sadio Mane, hingga Virgil van Dijk. Di sisi lain, Arsenal dan Spurs juga sempat beli pemain banyak dari Southampton, sebut saja Theo Walcott dan Gareth Bale.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya