Ungkap Keburukan MU, Alexis Sanchez Menyesal Sejak Hari Pertama Gabung

Alexis Sanchez
Sumber :
  • Instagram/@manchesterunited

VIVA – Pemain Inter Milan, Alexis Sanchez, mengungkapkan keburukan mantan timnya, Manchester United. Sanchez mengaku, tidak merasa sebagai keluarga di dalam skuad Setan Merah, dan menyesal gabung bersama MU sejak hari pertamanya datang ke sesi latihan.

Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto

Sanchez pindah ke MU pada bursa transfer Januari 2018 lalu. Ketika itu, MU dan Arsenal sepakat melakukan barter antara Sanchez dengan Henruikh Mkhitaryan.

Saat masih berseragam Arsenal, Sanchez dikenal sebagai penyerang yang haus gol. Dia memiliki kemampuan dalam menguasai bola, daya juang tinggi, serta menunjukkan kualitas yang bagus pada laga-laga krusial.

Komentar Calon Kiper Timnas Indonesia Usai Bawa Inter Milan Sabet Scudetto

Baca Juga: Sengit, Persaingan Kiper Masa Depan Timnas Inggris Vs De Gea

Namun, performa gemilangnya seolah memudar sejak pindah ke Old Trafford. Dari 45 pertandingan yang dimainkan, pemain asal Chile itu hanya mencetak 5 gol, yang kemudiam membuatnya dilepas ke Inter Milan sejak awal musim 2019/2020.

5 Fakta Menarik Inter Milan Juara Serie A Musim 2023/2024

Sanchez pun telah pindah permanen ke Inter Milan beberapa waktu lalu. Setelah permanen bersama Inter, pemain berusia 31 tahun tersebut langsung mengkritik keadaan internal yang sebenarnya terjadi saat ia berada di MU.

"Setelah sesi latihan pertama saya (bersama MU) saya menyadari banyak hal, saya pulang lalu bertanya kepada keluarga dan manajer saya apakah saya tidak dapat memutuskan kontrak dan kembali ke Arsenal," kata Sanchez, seperti dikutip Goal, Jumat 4 September 2020.

"Karena ada sesuatu yang tidak cocok dengan saya. Tetapi, saya sudah meneken kontrak (dengan MU)," ujarnya.

Baca Juga: Donny van de Beek ke MU, CEO Ajax Kirim Surat Terbuka

Lebih lanjut, Sanchez merasa, tidak nyaman dengan lingkungan di ruang lingkup skuad MU. Pemain berusia 31 tahun itu melihat, tidak perasaan kekeluargaan di dalam tim.

Hal tersebut terlihat jelas ketika Sanchez kerap dikritik karena gagal menunjukkan performa yang maksimal. Apalagi, dia selalu disalahkan ketika tim meraih hasil buruk.

"Seorang pemain bergantung pada lingkungan internal, bahwa kami perlu menjadi sebuah keluarga. Kami tidak seperti itu dan itu tercermin di lapangan. Jika seseorang harus disalahkan, mereka menyalahkan saya," tuturnya.

"Saya melakukan kritik pada diri sendiri dan seharusnya bermain lebih baik. Tetapi, saya selalu disalahkan, bahkan jika saya hanya bermain dalam beberapa menit saja," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya