Pemain Asia Korban Rasisme, Kecaman untuk 'Keyboard Warriors'

Pemain Swansea City, Yan Dhanda
Sumber :
  • instagram.com/yandhanda

VIVA – Yan Dhanda menjadi korban rasisme usai tampil membela Swansea City dalam pertandingan Piala FA melawan Manchester City di Liberty Stadium, Kamis dini hari WIB 11 Februari 2021. Pemain keturunan Asia tersebut diserang oleh akun anonim di media sosial.

Perlakuan rasisme yang diarahkan kepada Yan Dhanda membuat banyak pihak gerah. Mulai dari manajemen Swansea City, sampai Federasi Sepakbola Inggris (FA).

Manajemen Swansea City mengutuk keras tindakan rasisme terhadap pemainnya. Mereka juga membawa permasalahan ini ke ranah hukum dan sudah melaporkan ke Kepolisian Wales Selatan.

FA juga mengeluarkan kecaman akan adanya tindakan rasisme ini. Bukan kali pertama terjadi dalam sepakbola Inggris, tapi sudah saatnya bagi mereka untuk menghentikan ini semua.

Dalam pernyataan resminya, FA menyindir pada 'keyboard warriors', orang-orang yang berlindung di balik akun anonim media sosial. Mereka meminta pemerintah untuk segera bertindak cepat mengeluarkan aturan mengenai masalah ini.

"Ini adalah akhir pekan lainnya di mana para pemain menghadapi pelecehan diskriminatif dan harus berurusan dengan keyboard warrios anonim yang bersembunyi di dunia impunitas. Di FA, kami percaya bahwa ini harus diakhiri," demikian dikutip dari Twitter resmi mereka.

"Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk menghilangkan diskriminasi dari permainan sepakbola. Tapi, kami memohon kepada pemerintah untuk bertindak cepat dan membawa Undang-Undang yang sesuai sehingga penyalahgunaan ini memiliki konsekuensi di kehidupan nyata."

FA juga meminta kepada perusahaan media sosial untuk ikut aktif menanggulangi permasalahan ini. Karena bagaimanapun, sejatinya mereka harus ikut bertanggung jawab menciptakan iklim yang positif.

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

"Perusahaan media sosial perlu meningkatkan dan melarang para pelaku penyalahgunaan dari platform mereka. Mengumpulkan bukti yang dapat mengarah kepada penuntutan, dan mendukung agar platform mereka bebsar dari penyalahgunaan yang menjijikkan."

Sebelum Yan Dhanda menjadi korban rasisme dalam sepakbola Inggris, belum lama, pemain Manchester United, Axel Tuanzebe dan Lauren James (dari skuad tim wanita) mengalami hal sama.

Pasien Imunodefisiensi Primer Minta Pemerintah Masukkan Terapi IDP ke dalam Formularium Nasional

Maraknya kasus rasisme yang dilakukan oleh para keyboard warriors itulah, banyak pihak kesal dan marah. Mereka tak ingin situasi seperti ini menjadi kebiasaan sehingga mesti diakhiri secepat mungkin.

Anthony Sinisuka Ginting melawan Viktor Axelsen di Thomas Cup

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Thomas Cup dan Uber Cup merupakan salah satu kompetisi bulutangkis bergengsi di dunia dengan menggunakan sistem beregu putra dan putri.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024