Bersatu Lawan Rasisme, Sepakbola Inggris Desak Facebook dan Twitter

Ilustrasi tolak rasisme
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

VIVA – Pemangku kepentingan sepakbola Inggris bersatu. Mereka menyuarakan desakan kepada Facebook dan Twitter untuk segera memastikan tidak ada lagi tindakan rasisme di media sosial.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Premier League, FA, dan sejumlah organisasi yang terlibat dalam sepakbola Inggris mengirimkan surat terbuka kepada Facebook dan Twitter. Aksi ini dilakukan setelah muncul pelecehan rasisme di media sosial yang menimpa pemain Swansea City, Yan Dhanda.

Yan Dhanda mendapatkan pelecehan rasisme usai tampil dalam pertandingan Piala FA melawan Manchester City. Hasilnya Swansea City kalah dengan skor 1-3.

Pahlawan Manchester United Ini Memiliki Suara Merdu saat Lantunkan Ayat Al Quran

Ini bukan kasus pertama pemain sepakbola di Inggris mengalami pelecehan rasisme. Semuanya membuat banyak pihak mulai gerah dan menginginkan semua ini diakhiri.

Kritik dilayangkan kepada perusahaan yang menaungi media sosial. Mereka menganggap ada pembiaran atas segala pelecehan rasisme, sehingga semakin sering terjadi.

Pahlawan Manchester United Ini Ternyata Lagi Puasa saat Tekuk Liverpool di Piala FA

Berikut petikan surat terbuka yang dilayangkan kepada Facebook dan Twitter, dikutip dari Sky Sports:

"Bahasa yang digunakan merendahkan, seringkali mengancam dan ilegal. Itu menyebabkan penderitaan bagi penerima dan sebagian besar orang yang membenci rasisme, seksisme, dan diskriminasi dalam bentuk apapun."

"Kami telah melakukan banyak pertemuan dengan eksekutif Anda selama bertahun-tahun, tapi kenyataannya platform Anda tetap menjadi tempat perlindungan dari penyalahgunaan."

"Kelambanan Anda telah menciptakan keyakinan di benak para pelaku anonim bahwa mereka berada di luar jangkauan. Aliran pesan rasis dan diskriminatif yang tiada henti mengalir pada dirinya sendiri."

"Semakin ditoleransi oleh Twitter, Facebook, dan Instagram, platform dengan miliaran pengguna, semakin menjadi perilaku yang normal dan diterima."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya