VIVA – Manchester City mengunci gelar juara Premier League pada pekan ke-35 berkat kekalahan Manchester United dari Leicester City. Bermain di Old Trafford, Rabu dini hari WIB, 12 Mei 2021, Setan Merah takluk 1-2.
Hasil tersebut memastikan selisih 10 poin di antara MU dan ManCity sudah tak mungkin lagi terkejar mengingat musim hanya tersisa tiga pekan. The Citizens juara Premier League setelah mengumpulkan 80 poin.
Sejauh ini, ManCity telah mengoleksi dua trofi. Mereka berpeluang menambah koleksi trofinya jika mampu menjuarai Liga Champions musim ini.
Kesuksesan The Citizens juga memunculkan sejumlah fakta menggemparkan. Tak cuma bagi tim, tapi juga sang manajer, Pep Guardiola. Berikut yang telah dikutip dari Opta:
1. ManCity memenangkan trofi Premier League kelimanya pada musim ini. Mereka hanya kalah dari Manchester United soal torehan trofi sejak era Premier League (13).
2. Secara keseluruhan, ManCity telah mengumpulkan tujuh gelar Liga Inggris, termasuk juara musim 1936/37 dan 1967/68 sebelum era Premier League. Catatan itu menyamai rekor milik Aston Villa dan berada di belakang MU, Liverpool, Arsenal, dan Everton dalam daftar pengoleksi gelar terbanyak Inggris.
3. ManCity adalah tim ketiga yang mampu juara setelah tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen pada jeda paruh musim. Kejadian ini pernah juga dialami oleh MU 1995/96 (10) dan Arsenal 1997/98 (13).
4. ManCity adalah tim pertama yang mampu juara Premier League meski berada di posisi kedelapan klasemen sebelum natal. Mereka juga jadi yang pertama di kasta tertinggi setelah Liverpool pada 1981/82, yang sempat menempati posisi 12.
5. Guardiola menjadi juru taktik pertama setelah Kenny Dalglish yang mampu meraih tiga gelar Premier League hanya dalam lima tahun pertama.
6. Guardiola kini telah memenangkan sembilan gelar liga dari 12 musim kariernya menjadi manajer di tim utama. Masing-masing tiga saat memimpin Barcelona, Bayern Munich, dan ManCity.
Mikel Arteta Berharap Lebih dari Kapten Arsenal
Mikel Arteta berharap lebih banyak lagi dari kapten Arsenal, Martin Odegaard. Karena dia yakin sang pemain bisa lebih baik lagi dalam memberi kontribusi kepada tim.
