- twitter.com/ChelseaFC
VIVA – Manajer Chelsea, Thomas Tuchel gerah juga selalu mendapatkan pertanyaan soal Romelu Lukaku. Striker asal Belgia tersebut belakangan memang selalu jadi sorotan.
Mulai dari performanya yang dianggap belum maksimal untuk Chelsea, hingga ucapannya beberapa waktu lalu terkait ingin kembali ke Inter Milan. Bahkan akibat ucapan tersebut, dia mendapatkan denda dari klub.
Lukaku kembali disorot setelah Chelsea bermain imbang 1-1 melawan Brighton & Hove Albion. Main sejak menit awal, dia gagal untuk menyumbangkan gol.
Karena tak bisa maksimal, akhirnya Lukaku ditarik keluar pada menit 80. Tuchel menggantikannya dengan Kai Havertz. Usai laga, Tuchel ditanya mengenai performa Lukaku, dan dia enggan memberi jawaban.
"Saya tidak ingin berbicara tentang satu pertanyaan pun," tegas Tuchel, dikutip dari Tribal Football.
"Terlalu banyak pertanyaan tentang Romelu dan terlalu banyak jawaban tentang Romelu," imbuh juru taktik asal Jerman tersebut.
Manajer Chelsea, Thomas Tuchel
- twitter.com/ChelseaFC
Sepanjang musim ini, Lukaku telah bermain dalam 23 pertandingan Chelsea di semua kompetisi. Sumbangannya adalah delapan gol dan dua assist.
Sebagai pemain yang didatangkan dengan harga mahal, jelas performa itu jauh dari ekspektasi penggemar. Kritik pun dilayangkan kepada penyerang berusia 28 tahun tersebut.
Kegarangan saat Membela Inter Milan Pudar
Publik sangat gregetan melihat performa dari Lukaku. Dia tak bermain garang seperti musim sebelumnya bersama Inter Milan.
Saat bersama Inter, dia tampil dalam 44 pertandingan di semua kompetisi. Sumbangannya adalah 30 gol dan 13 assist. Karena penampilan gemilang itulah kemudian Chelsea tertarik memboyongnya.
Tapi kini permainan impresif dari Lukaku tak kelihatan. Bahkan saat kalah dari Manchester City di pekan sebelumnya, Tuchel melontarkan kritik tajam terhadap lini depan Chelsea, yang dia bermain juga ketika itu.
"Kami kalah dalam pertandingan yang ketat, yang bisa terjadi. Ini tentang kualitas individu. Kami kekurangan kualitas di depan," tutur Tuchel.
"Anda harus menunggu momentum. Kami memiliki peluang yang sama di babak pertama, tapi dari delapan atau sembilan opsi transisi kami tidak memiliki sentuhan di kotak penalti."
