- REUTERS/Eddie Keogh
VIVAnews - Manajer Arsenal, Arsene Wenger sudah menetapkan fokus timnya di tiga ajang yang dijalani. Wenger menyebut ajang antarklub Eropa sebagai target tertinggi. Bukan Piala FA yang akan dilakoni Arsenal, dini hari WIB nanti
Arsenal akan bersua Leeds United pada babak IV Piala FA. Tanpa bermaksud meremehkan, Wenger mengaku lebih suka mendampingi timnya ke final Liga Champions daripada final Piala FA.
“Tentu, semua pemain ingin tampil di ajang tertinggi. Sehingga tampil di Liga Champions menjadi hal wajib. Sedangkan Piala FA hanya untuk bersenang-senang," kata Wenger kepada Express.
Padahal, Wenger banyak disorot karena gagal memberikan trofi kepada timnya dalam 5 musim terakhir. Itulah yang menjadi penyebab kepergian Cesc Fabregas ke Barcelona, Samir Nasri dan Gael Clichy ke Manchester City. Meski begitu, Wenger tak mau jika dianggap gagal.
"Sepertinya, orang selalu bilang: kemana saja Anda 5 musim tanpa trofi? Padahal, di era itu, kami bisa lolos ke semifinal dan final Liga Champions."
"Anda akan tahu suatu saat nanti, bahwa Liga Champions tak mudah. Kini, kami menjadi salah satu dari dua tim Inggris yang lolos ke babak 16 besar," lanjut Wenger.
Sejauh ini, Wenger telah mengumpulkan 11 medali sebagai manajer Arsenal, Monaco dan klub Jepang, Nagoya Grampus. Sebagai pemain, Sang Profesor 62 tahun ini pernah menjadi juara Liga Perancis bersama Strasbourg.
Trofi terakhir yang diraih Wenger yakni Piala FA 2005. Ia kini memimpin tim dimana para pemainnya tak pernah mengangkat trofi.
“Ya, jadi pemenang dan meraih medali, itulah yang sedang kami perjuangkan saat ini,” tutur Wenger. "Saya juga sudah lupa kali terakhir meraih medali.”
Arsenal kini masih berjuang di tiga ajang: Premier League, Liga Champions dan Piala FA. Di Premier League, Wenger sudah mengangkat bendera putih alias menyerah karena terlalu jauh ketinggalan poin dari duo Manchester: United dan City.
Wenger tampaknya tak bernafsu di Piala FA karena turnamen ini sangat panjang dan akan menguras tenaga pasukannya. Liga Champions jadi pertaruhan Wenger sekaligus untuk mengobati penasaran setelah kalah 1-2 dari Barcelona pada final 2006.