Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Liverpool mengakhiri kompetisi musim ini dengan mengecewakan. Selain gagal meraih satu gelar juara, The Reds juga hanya menempati peringkat enam klasemen akhir Premier League.
Banyak yang menduga keterpurukan Liverpool musim ini tidak terlepas dari cedera berlarut-larut yang dialami Daniel Sturridge serta hengkangnya mesin gol asal Uruguay Luis Suarez ke Barcelona awal musim ini.
Baca Juga :
Liverpool Sudah Temuka Pengganti Juergen Klopp
Banyak yang menduga keterpurukan Liverpool musim ini tidak terlepas dari cedera berlarut-larut yang dialami Daniel Sturridge serta hengkangnya mesin gol asal Uruguay Luis Suarez ke Barcelona awal musim ini.
Namun, seperti dilansir Dailystar, Selasa 26 Mei 2015, keterpurukan Liverpool dinilai sudah terbaca sejak bursa transfer musim panas lalu. The Reds menghabiskan uang besar hanya untuk mendatangkan pemain potensial.
Membeli pemain potensial sebagai investasi merupakan kebijakan sang pemilik Fanway Sports Grup. Padahal faktanya, hanya bintang yang sudah 'jadi' yang bisa membantu sebuah klub meraih prestasi.
Musim panas lalu, Liverpool mengeluarkan £100 juta lebih untuk mendatangkan sejumlah talenta baru, seperti Divock Origi (£9 juta) dan Adam Lallana (£25 juta). Tapi mereka gagal menjadi pemain penentu bagi The Reds.
Satu-satunya binyang 'jadi' yang dibeli Liverpool adalah Mario Balotelli. Sayangnya, pembelian itu perjudian buat Liverpool karena Balotelli memiliki karakter dan sikap buruk yang menghambat kariernya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun, seperti dilansir Dailystar, Selasa 26 Mei 2015, keterpurukan Liverpool dinilai sudah terbaca sejak bursa transfer musim panas lalu. The Reds menghabiskan uang besar hanya untuk mendatangkan pemain potensial.