Sumber :
- REUTERS/Phil Noble
VIVA.co.id
- Manajer Manchester United, Louis van Gaal dinilai sebagai pelatih berwatak keras, sehingga disegani oleh para pemainnya. Hal itu pun dibenarkan oleh mantan gelandang dan kapten Timnas Bayern Munich, Mark van Bommel.
Bahkan, meski sama-sama dari Belanda, van Bommel mengaku kesulitan ketika bekerja sama dengan pelatih berjuluk "Si Tulip Besi" itu saat berada di Bayern. Menjadi suksesor Juergen Klinsmann, van Gaal ketika itu berhasrat membentuk tim yang berbeda.
Bahkan, meski sama-sama dari Belanda, van Bommel mengaku kesulitan ketika bekerja sama dengan pelatih berjuluk "Si Tulip Besi" itu saat berada di Bayern. Menjadi suksesor Juergen Klinsmann, van Gaal ketika itu berhasrat membentuk tim yang berbeda.
Baca Juga :
Marcus Rashford Gantikan Kylian Mbappe di PSG?
"2009 adalah tahun pertamanya Louis di Bayern, dan ketika itu kami sukses. Kami memenangi Bundesliga, DFB-Pokal, dan ke final Liga Champions," kata van Bommel, sebagaimana dinukil dari
Dailymail
, Rabu 17 Juni 2015.
"Tapi, tahun itu juga terjadi perubahan besar bagi klub. Sebelumnya kami dilatih Klinsmann, lalu datang van Gaal dan itu benar-benar berbeda. Dia ingin mengubah klub secara keseluruhan, tapi ada perbedaan kultur antara Jerman dan Belanda," lanjutnya.
Namun demikian, meski awalnya sulit, eks pemain AC Milan itu perlahan mulai memahami van Gaal. Meskipun, tetap saja diakuinya, semua pemain tak bisa bermain-main dengan eks pelatih Ajax dan Barcelona tersebut.
"Setelah diberi waktu, dia memiliki ide-ide yang bagus tentang bagaimana caranya bermain. Tapi, bekerja dengannya tak mudah. Dia akan mendengarkan, hanya jika Anda memiliki argumen yang bagus," kata pemain berusia 38 tahun itu
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"2009 adalah tahun pertamanya Louis di Bayern, dan ketika itu kami sukses. Kami memenangi Bundesliga, DFB-Pokal, dan ke final Liga Champions," kata van Bommel, sebagaimana dinukil dari