- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Kontroversi adanya beberapa pemain Serie A yang menolak mendapatkan vaksinasi COVID-19 terus bergulir. Kabar ini bermunculan dalam beberapa hari terakhir.
Paling baru, empat sampai lima pemain Lazio menolak untuk melakukan vaksinasi yang dilakukan oleh klub. Hal ini membuat bingung pemangku kepentingan sepakbola Italia.
Anggota Komisi Medis FIGC, Gianni Nanni mengatakan situasi ini tak bisa dibandingkan dengan kebijakan yang dilakukan oleh Premier League. Di mana pemain diwajibkan vaksin COVID-19.
"Model Inggris sangat drastis, tapi juga sangat efektif. Saat menghadapi pandemi, kita membutuhkan aturan yang jelas dan dihormati," kata Gianni, dikutip dari Football Italia.
"Saya tidak yakin itu bisa diterapkan di Italia, karena kami tidak bisa mewajibkan vaksin. Namun, kita dapat mengambil keputusan lain," imbuhnya.
Keputusan lain yang dimaksud oleh Gianni adalah menyiapkan sanksi sosial dan finansial. Jika kelak pemain yang anti-vaksin COVID-19 memunculkan klaster baru, mereka harus bertanggung jawab.
"Kami bisa saja memberi tahu mereka yang tidak vaksin, bahwa mereka harus memikul tanggung jawab dan biaya finansial dari setiap perawatan medis yang berasal dari mereka. Jika Anda memicu wabah dalam tim, bisnis, atau sekolah, maka Anda harus membayar konsekuensi ekonomi juga," tuturnya.
"Orang bebas untuk memutuskan keinginan mereka, tapi kemudian juga harus mengambil tanggung jawab moral dan ekonomi untuk keputusan tersebut."
Tapi rencana itu masih sekadar usulan. Pemangku kepentingan sepakbola Italia belum memiliki keputusan. Klub sendiri memilih untuk menempuh langkah persuasif.
Mereka akan memanggil para pemain dan bicara secara personal yang tujuannya membujuk agar mau divaksinasi.