- Instagram: Manuel Locatelli
VIVA – Cristiano Ronaldo hanya membela Juventus selama tiga musim sejak 2018 silam. Pada Agustus lalu, dia pun memutuskan hengkang dan kembali ke klub lamanya, Manchester United.
Keputusan yang agak mengejutkan. Sebab ketika itu isu kepindahan CR7 sudah mereda. Bahkan dia masih sempat turun dalam laga perdana Juventus di Serie A melawan Udinese.
Transfer Ronaldo terlaksana pada 28 Agustus. Menurut kapten tim Giorgio Chiellini, seharusnya sang mega bintang pergi dari Juventus lebih cepat.
Chiellini berpendapat, jika dia hengkang jauh-jauh hari, itu bisa memberikan efek lebih bagus bagi Juventus.
Dijelaskan Chiellini, sejak ada Ronaldo, Juventus sangat bergantung kepadanya, terutama di depan. Dan kepergian secara mendadak ketika musim sudah dimulai memberikan syok kepada tim yang harus mengubah mentalitas serta gaya bermain.
Bek Juventus, Giorgio Chiellini.
- twitter.com/juventusfcen
"Jika Ronaldo bertahan, maka dia menjadi nilai tambah. Tapi normal ketika dia lebih memikirkan saat ini ketimbang masa depan," kata Chiellini.
"Ronaldo pergi 28 Agustus, seharusnya lebih baik jika dia hengkang lebih cepat. Kami membayarnya untuk itu, sedikit syok. Bila dia pergi lebih cepat, maka kami akan lebih mempersiapkan diri," sambungnya.
Ronaldo Masih Punya Peran di Juventus
Juventus baru saja merebut kemenangan di matchday 3 babak penyisihan grup Liga Champions melawan Zenit St Petersburg. Gol tunggal Dejan Kulusevski membawa mereka memetik poin sempurna dalam duel
Usut punya usut, rupanya ada jasa dari Cristiano Ronaldo dalam gol kemenangan Juventus itu. Hal tersebut diungkap oleh bek andalan Matthijs De Ligt.
Menurut De Ligt, sundulan dari Kulusevski yang mengoyak jala Zenit merupakan hasil latihan keras serta pelajaran yang ditinggalkan oleh CR7 sebelum dia pindah ke Manchester United di awal musim.
"Saya bekerja keras dengan Kulusevski melatih sundulan. Dia juga belajar banyak dari Romaldo," kata De Ligt.
5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?
Liga Champions, turnamen sepakbola paling bergengsi di Eropa, menjadi mimpinya para klub elite
