- http://lazio.theoffside.com
VIVAnews - Mantan Pelatih Palermo, Delio Rossi mengkritik keras kebiasaan klub-klub sepakbola Italia yang kerap menginginkan meraih prestasi secara cepat. Hal ini membuat posisi pelatih menjadi rentan pemecatan akibat kebijakan manajemen klub tersebut.
Keinginan meraih prestasi dengan waktu singkat juga membuat manajemen klub Italia tidak pernah merencanakan program jangka panjang dengan matang.
"Memang, mereka membuat keputusan berdasarkan evaluasi hasil mingguan, dan dimasukkan ke dalam proyek jangka panjang. Tapi kemudian hanya dalam waktu tiga minggu, semuanya kembali dari awal," ujar Rossi seperti dikutip dari Football Italia.
Indikasi dari ketiadaan program jangka panjang tersebut terlihat dari sering terjadi pergantian posisi pelatih dalam waktu singkat. "Jika setiap awal musim dimulai dengan pergantian manajemen 10 hingga 11 klub, itu berarti beberapa keputusan tidak dipikirkan dengan matang," ujarnya.
Oleh karenanya, Rossi yakin jika sepakbola Italia harus belajar banyak dari klub Inggris, Manchester United, terutama mengenai kesabaran dalam meraih prestasi. "(Jika sepakbola Italia tidak merubah kebiasannya) Bahkan Sir Alex Ferguson pun tidak akan pernah berhasil di Serie A," ujarnya.
Selain itu, Rossi menuturkan masalah lain dalam sepakbola Italia, yaitu sosok Presiden klub yang lebih dominan dan berkuasa dibanding pelatih. Sehingga sosok pelatih terkadang tidak mendapat penghargaan yang pantas.
"Kenyataannya, Pelatih di Italia memiliki fungsi yang berbeda dibandingkan dengan luar negeri. Di Italia, Presiden klub lebih dikenal karena kerap berada dalam berita utama. Berbeda dengan di negara lain, pemain dan pelatih jauh lebih dikenal," ujarnya.
Kritikan tajam yang disampaikan Rossi ini tentu saja merupakan bukti kekecewaannya terhadap kebijakan klub yang memecat dirinya akhir musim lalu.
"Saya telah membawa klub-klub yang saya pimpin mencapai zona Eropa, juara Coppa Italia dan mencapai Final Coppa Italia pada musim ini," ujarnya menyebut raihan prestai yang dicapai kala menukangi Lazio dan Palermo. "Hasil kinerja saya yang berbicara, tapi rupanya itu tak cukup," ujarnya.