- Reuters
VIVA.co.id - AC Milan punya sejumlah pengalaman yang buruk terhadap pelecehan bernada rasial. Mulai dari Mario Balotelli, Kevin Prince Boateng, hingga Kevin Constant, pernah dibuat marah dan jengkel oleh sikap penonton yang mengejek mereka berdasarkan warna kulit.
Saking jengkelnya, Boateng bahkan pernah memutuskan untuk meninggalkan lapangan pertandingan. Dia mogok bertanding setelah penonton bertindak rasial kepadanya.
Namun di tengah upaya untuk memerangi sikap rasial tersebut, mantan pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi, justru bersikap sebaliknya. Pria yang dianggap legenda bagi fans Rossoneri ini, menyebut bahwa terlalu banyak pemain berkulit hitam di timnas usia muda Italia.
Insiden bermula saat dia menyoroti sebuah turnamen usia muda yang di Italia, Viareggio. Menurut Sacchi, turnamen tahunan itu kini lebih didominasi pemain-pemain berkulit hitam. "Saya lihat terlalu banyak kulit hitam yang tampil di sana," katanya kepada Tuttosport.
"Italia tidak punya martabat, tidak punya harga diri. Sangat mustahil skuad tim kami harus dihuni 15 pemain asing di dalamnya," sambung pria berusia 68 tahun tersebut.
Meski demikian, Sacchi, tidak menganggap komentar itu bersifat rasial. "Saya sekali tidak rasis. Sejarah saya sebagai pelatih membuktikan hal itu, mulai dari (Frank) Ricjkaard."
Sacchi merupakan sosok pelatih yang disegani di Italia. Mantan pemain Bellaria itu yang pertama kali membawa 'Total Football' ke Seri A. Bersama Rossoneri, Sacchi sukses menghadirkan tujuh Piala di San Siro, termasuk dua Piala Eropa dan Serie A.
Kiprah terakhir Sacchi di sepakbola adalah sebagai Direktur Teknik Real Madrid, 2004-2005.
Baca juga:
Atasi Preston, MU Hadapi Arsenal di Perempatfinal
Cetak 11 Gol dari 6 Laga, Messi Sedang di 'Puncak'
PSG Bertumpu pada Ibra, Chelsea Nantikan Sinar Hazard
