Kisah Tragis Karier Kepelatihan Julen Lopetegui

Eks Pelatih Real Madrid, Julen Lopetegui
Sumber :
  • Realmadrid.com

VIVA - Perjalanan karier kepelatihan seorang Julen Lopetegui tidak berlangsung lama di Real Madrid, menyusul pelengseran posisi oleh manajemen. Ini memperpanjang kisah tragis dari pelatih berusia 52 tahun tersebut.

Man Utd Incar Penyerang Tua yang Bela Real Madrid

Sebelum resmi melatih Los Blancos, Lopetegui merupakan pelatih La Furia Roja untuk Piala Dunia 2018. Tapi, jelang kick off perhelatan sepakbola terbesar itu, Lopetegui dipecat oleh ederasi Sepakbola Spanyol (REFF).

Ini tak lepas dari keputusan kontroversialnya yang memutuskan untuk menandatangani kontrak selama tiga tahun bersama Madrid. Ketua REFF, Lusi Rubiales, mengaku kecewa dengan sikap dari Lopetegui saat itu.

Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick

"RFEF tidak bertoleransi terhadap hal-hal yang menyinggung nilai etik kami. Ini adalah situasi yang sulit dan menyakitkan. Kami sebenarnya ingin memenangi ini (Piala Dunia) bersama Julen. Namun (dengan pemecatan ini) kami masih belum tahu apa yang akan kami lakukan," ucap Rubiales.

Sialnya, kini Lopetegui harus kembali mengalami pemecatan tepat 138 hari dari timnas. Keputusan ini tak lepas dari tren negatif yang dialami sang jawara Eropa tiga musim beruntun.

5 Pemain Bintang Sepakbola Muslim Eropa yang Rajin Ibadah dan Hafal Al-Quran

El Real hanya meraih satu kemenangan dalam tujuh laga terakhirnya dan kalah tiga laga beruntun di LaLiga. Dengan skuat yang mumpuni, Madrid tak bisa menerima sederet hasil negatif tersebut.

"Keputusan ini, yang diambil dengan tanggung jawab yang besar, bertujuan untuk mengubah dinamika tim utama sementara target musim ini tetap bisa dicapai. Dewan direksi memahami bahwa ada ketidakseimbangan antara kualitas staf Real Madrid, yang mana delapan pemain dinominasi untuk penghargaan Ballon d'Or, sesuatu yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam sejarah klub, dengan hasil yang didapatkan sejauh ini," bunyi pernyataan Madrid.

"Klub berterima kasih pada Julen Lopetegui dan seluruh tim pelatih untuk semangat dan kerja sama dan selalu mendoakan yang terbaik dalam karier profesional mereka. Posisinya untuk sementara akan digantikan oleh Santiago Solari, yang akan memimpin tim mulai Selasa," lanjut pernyataan itu.

Angka-angka di Balik Pemecatan Lopetegui

Dalam kurun waktu empat bulan menangani Real Madrid, Lopetegui memimpin dalam 14 laga. Berikut adalah catatan di balik 14 pertandingan Lopetegui bersama Madrid sepertin dirangkum Opta:

14 - Lopetegui memimpin Madrid dalam 14 pertandingan. Mereka cuma menang enam kali, kalah enam kali, dan imbang dua kali.

20 - Dalam pertandingan-pertandingan itu, Madrid kebobolan 20 gol, cuma satu gol lebih sedikit dari jumlah gol yang mereka hasilkan. Karim Benzema jadi top skorer tim dengan enam gol.

14 - 14 gol yang dihasilkan Madrid di Liga Spanyol adalah rekor terburuk Madrid setelah 10 laga sejak 2004/2005. Jumlah kebobolan yang juga 14 gol setelah 10 laga merupakan rekor terburuk sejak 2008/2009.

179 - Madrid melepaskan 179 tembakan di Liga Spanyol selama ditangani Lopetegui, termasuk yang diblok. Angka itu merupakan yang paling banyak di divisi teratas. Meski demikian, tingkat keberhasilan konversi tembakan menjadi gol cma 7,82 persen, terendah ketujuh di liga.

9 - Gareth bale jadi starter 11 kali dalam 14 pertandingan Madrid bersama Lopetegui dan sembilan kali ditarik keluar, termasuk saat Madrid dihajar Barcelona di Camp Nou yang menjadi laga terakhir Lopetegui.

14 - Benzema, Isco, Casemiro, dan Marco Asensio adalah empat pemain yang selalu tampil di setiap pertandingan Madrid di bawah Lopetegui.

65 - Kiper Real Madrid --Keylor Navas dan Thibaut Courtois-- cuma menggagalkan 65 persen dari total tembakan yang mereka hadapi di Liga Spanyol. Ini adalah rekor terburuk keempat di antara tim-tim di divisi teratas.

Solari, atau selanjutnya Conte?

Real Madrid resmi memecat pelatih Julen Lopetegui. El Real selanjutnya menunjuk Santiago Solari sebagai pelatih sementara.

Pria berusia 42 tahun itu memulai karier sebagai pelatih dengan membesut Akademi Real Madrid pada 2013. Pada 2016, dia naik level dengan melatih Real Madrid B. Di tim ini, prestasi Solari sebenarnya tidak terlalu mengesankan.

Dia hanya membukukan rata-rata 37,21 persen kemenangan selama dua tahun memimpin Real Madrid B (32 menang, 29 imbang, 25 kalah).

Selama menjadi pemain, pria asal Argentina itu berpindah ke sejumlah klub. Namun yang terlama, saat menjadi pemain El Real (2000-2005).

Dia menjadi bagian dari skuat Real Madrid saat menjuarai LaLiga (2001, 2003), Copa del Rey (2001, 2003), Liga Champions (2002) dan Piala Intercontinental (2002).

Meski tidak memiliki prestasi yang memikat sebagai pelatih, Solari menjadi pilihan utama dari Presiden Madrid, Florentino Perez, sebagai pelatih sementara. Dan seperti dilansir Marca, status Solari kabarnya bakal dipermanenkan jika bisa membawa Los Blancos bangkit dalam dua pekan ke depan.

"Idenya adalah kami pergi ke Melilla dan bermain dengan dua bola (menunjukkan karakter tim). Grup ini sedang terluka tapi memiliki semangat untuk memulai kembali dan mengubah situasi saat ini," kata Solari dalam konferensi pers perdana sebagai pelatih baru Madrid dikutip Marca.

"Ini adalah grup dari pejuang dan pemenang. Kami akan pergi dan bermain sebaik mungkin. Untuk bersaing dan meraih kemenangan bersama," lanjut dia.

Rencana ini sebagai alternatif jika Real Madrid mengalami kebuntuan dalam merekrut pelatih top Eropa asal Italia, Antonio Conte.

Laporan sebelumnya menyebutkan, Presiden Madrid, Florentino Perez, jadi ragu Conte adalah sosok penyelamat yang pas. Conte dikhawatirkan Perez tak mendapatkan sambutan hangat dari pemain Madrid lain.

Tapi, penyebab utamanya ternyata bukan itu. Mandeknya negosiasi lebih disebabkan oleh adanya permintaan Conte.

Marca melansir, sebelum merapat ke Madrid, Conte meminta agar dibelikan dua pemain. Satu pemain berposisikan sebagai bek tengah, lainnya merupakan striker. Conte berniat untuk melakukan perombakan di Madrid.

Dia ingin menerapkan skema tiga bek yang sudah ditanamkannya di Juventus dan Chelsea. Stok bek tengah Madrid sebenarnya cukup.

Nacho Fernandez bisa saja dimainkan sebagai bek tengah. Namun, Conte mau tambahan bek berkualitas lain yang bisa berada di bawah komando Sergio Ramos.

Sedangkan, keinginan Conte mendatangkan striker didasari atas alasan lini depan Madrid kurang bertenaga. Eden Hazard sebenarnya bisa jadi pilihan pas. Namun, Hazard kemungkinan baru bisa merapat pada musim depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya