- Sky Sports
VIVAnews - Dani Alves memprotes media yang terlalu melebih-lebihkan komentar yang dibuatnya mengenai rasisme di Spanyol. Hal itulah yang membuat bek sayap kanan asal Brasil ini belakangan selalu ingin meninggalkan Camp Nou.
Selama ini, sejumlah media di Spanyol menyebut Dani Alves telah berkomentar jika ia selalu menjadi korban rasisme di Spanyol, di mana pemain 27 tahun ini sering dipanggil dengan sebutan 'monyet' oleh fans rival El Barca saat bermain di beberapa lapangan di Spanyol.
Padahal, cerita sebenarnya adalah, fans yang menyebutnya dengan panggilan 'monyet' hanya sebagain kecil saja, tidak semua fans bersikap kasar terhadap dirinya.
"Mereka memang menghina saya, mereka menyebut saya monyet. Tapi, Toh datangnya hinaan tersebut hanya dari fans minoritas," jelas Dani Alves kepada El Pais, Jumat 11 Februari 2011.
Namun, kenapa pernyataan tersebut dilebih-lebihkan oleh media Spanyol sebelum kemudian diklarifikasi Dani Alves. "Mereka (Media Spanyol) melebih-lebihkan pernyataan saya," terangnya.
Alves yang punya latar belakang dari keluarga miskin di Brasil ini, tengah menghadapi situasi yang tidak menguntungkan dan tidak mendapat dukungan dari lingkungan di mana ia bekerja.
Karena itulah, Dani Alves punya alasan kuat mengapa tak betah di Barcelona. Alves menyebut bukan alasan uang jika kelak ia meninggalkan Barca. "Saya sangat sedih harus hidup dengan kenyataan ini," kata Alves saat diwawancarai wartawan harian Brasil, Folha de Sao Paulo di Paris, Prancis, beberapa waktu lalu. (Goal/irv)