Sempat Dilarang Main Bola, Kini Pemain Afrika Itu Bergaji Miliaran
- REUTERS
VIVA – Bintang Liverpool asal Senegal, Sadio Mane, mengungkapkan perjuangan panjangnya untuk menjadi pemain profesional bergaji besar. Impiannya sempat ditentang orangtuanya.
Mane bercerita sudah memiliki minat untuk berkarier sebagai pemain profesional. Tapi, orangtuanya menganggap kegiatan sepakbola hanya membuang-buang waktu.
Perkataan orangtuanya bukan tanpa alasan. Sebab, belum pernah ada sejarahnya, ada pemain sepakbola profesional yang berasal dari kampung halamannya di Sedhiou.
"Saya memang lahir di kampung yang belum pernah melahirkan pemain yang berlaga di liga utama (Senegal)," kata Mane kepada Bleacher Report, Kamis 13 September 2018.
"Saya ingat ketika kecil, orangtua saya meminta saya menjadi guru. Mereka menganggap sepakbola hanya buang waktu dan saya tidak akan sukses di dunia sepakbola," lanjutnya.
Namun, Mane tetap bersikeras mengejar impiannya itu. Apalagi, gaji pemain sepakbola profesional sangat besar dan bisa mengangkat ekonomi keluarganya.
"Saya selalu berkata, ini satu-satunya pekerjaan tersedia yang bisa membantu saya. Dan saya pikir saya memiliki kans menjadi pesepakbola," jelas Mane.
"Tapi, orangtua saya tetap belum yakin. Sebab, kampung saya sangat jauh dari ibukota. Dan tidak ada yang jadi pemain profesional dari sana. Jadi mereka menolak niat saya," lanjut Mane.
Orangtuanya akhirnya percaya dengan kemampuan Mane setelah dia meneken kontrak profesional pertama pada 2012 di klub Prancis, Metz.
Saat itu, usia Mane baru 19 tahun. "Orangtua saya tidak percaya dengan kemampuan saya hingga saya meneken kontrak pertama sebagai pemain profesional," papar Mane.
Dan siapa kira, kariernya melesat. Setelah berganti beberapa klub, pada 28 Juni 2016, pemain yang kini berusia 26 tahun itu dibeli mahal seharga £34 juta oleh Liverpool.
Dia pun kala itu sempat berstatus pemain termahal Afrika, sebelum rekornya dipatahkan Mohamed Salah. Di Liverpool, dia mendapat gaji £90 ribu (Rp1,7 miliar) per pekan hingga 2021. (one)
