Meski Badai Menyerang Cristiano Ronaldo Tetap Menawan

Selebrasi Cristiano Ronaldo cetak gol perdananya di Liga Italia Serie A
Sumber :
  • twitter.com/juventusfc

VIVA – Cristiano Ronaldo sedang diterpa badai. Kali ini bukan soal penampilan di atas lapangan, tetapi kasus tuduhan pemerkosaan terhadap seorang perempuan di Las Vegas, Amerika Serikat.

Prediksi Semifinal Coppa Italia: Lazio vs Juventus

Ronaldo dituding telah melakukan perkosaan terhadap perempuan bernama Kathryn Mayorga. Insiden tersebut terjadi pada 2009 silam di Hotel Palms Place.

Ketika itu, usia Mayorga masih 25 tahun. Dia mengaku diajak berpesta oleh pemain asal Portugal lalu terjadilah momen pemaksaan berhubungan seks usai dari sana.

Rasmus Hojlund Lebih Pilih Legenda MU Dibanding Cristiano Ronaldo, Kenapa?

Karena tidak ingin cerita berlanjut menjadi sebuah kontroversi. Ronaldo memberikan uang sebesar 375 ribu dollar AS sebagai bayaran tutup mulut, dan tidak memperpanjang masalah hingga meja hijau.

Selang delapan tahun kemudian, kasus pemerkosaan ini kembali menguak. Adalah Der Spiegel yang menurunkan berita investigasi terkait masalah Ronaldo dan Mayorga.

5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?

Berbagai dokumen perjanjian antara kedua belah pihak agar memendam kasus ini dibuka. Sial bagi Ronaldo, karena kini Mayorga ikut-ikutan buka suara terkait kejadian yang menimpanya.

"Pada dasarnya, dia meminta saya menyentuh penisnya selama 30 detik. Seperti idiot! Saya menertawakan karena saya berpikir, apakah ini lelucon? Orang ini terkenal dan sangat seksi, dia pecundang dan bajingan," ujar Mayorga kepada Der Spiegel.

Dari cerita yang diutarakan oleh Mayorga, paling mengenaskan adalah adegan tersebut dilakukan saat orang sedang ramai. Sang gadis mengaku terus dipaksa untuk melayani nafsu bejat Ronaldo.

Tetap Gemilang di Tengah Tudingan Miring

Kurang dari sepekan setelah tudingan miring kepadanya beredar, Ronaldo tampil bersama Juventus dalam pertandingan lanjutan Serie A melawan Udinese. Dia turut menyumbangkan satu gol sehingga membawa Si Nyonya Tua menang dengan skor 2-0.

Torehan tersebut menjadi bukti bila pemain berjuluk CR7 tersebut merupakan sosok yang memiliki mental kuat. Dia tak peduli gosip yang ada, sehingga di atas lapangan tetap gemilang.

Untuk menjaga psikologis sang megabintang, manajemen Juventus memberi pembelaan. Mereka merasa banyak pihak yang mencoba memberi tekanan kepada Ronaldo agar tidak lagi bermain bagus.

"Dalam beberapa bulan ini Ronaldo memperlihatkan sikap profesional dan dedikasi. Hal itu yang dihargai oleh Juventus," demikian dikutip dari laman resmi klub.

"Kejadian itu hampir 10 tahun silam dan tidak mengubah opini kami, meski hal tersebut disampaikan oleh pihak yang mengaku pernah melakukan kontak dengan dia."

Apa yang dilakukan oleh Juventus memang penting. Sebab, setelah isu pemerkosaan beredar, banyak isu yang mencuat tentang niatan sponsor pemain berusia 33 tahun itu untuk memutus kontrak.

Bukan tidak mungkin, bila Ronaldo tak dibela, citra Juventus yang akan tercoreng. Padahal tujuan mereka mendatangkannya juga terkait dengan pendapatan komersial yang menggiurkan.

Intrik Kotor dalam Kasus Ronaldo

Setelah isu ini tak kunjung mereda, jurnalis Tancredi Palmeri dari Tuttomercato memunculkan sebuah kabar hangat. Ronaldo disebut mulai curiga ada permainan dari UEFA dan Real Madrid dalam kasusnya ini.

Sumber yang dekat dengan Ronaldo berbicara kepada Tancredi bahwa CR7 sedang melakukan boikot kepada UEFA. Itulah mengapa dia absen dalam dalam beberapa pertandingan bersama Timnas Portugal di Nation League.

Pandangan Ronaldo kepada UEFA belakangan memang sinis. Dia merasa federasi sepakbola Eropa itu sedang berusaha merusak kredibilitasnya bekerja sama dengan Presiden Madrid, Florentino Perez.

"Ronaldo percaya kalau semuanya dimulai oleh Madrid, dan dengan kekuasaan Perez sehingga dia semakin tenggelam," tulis Tancredi, dikutip 101 Great Goals.

Lain lagi dengan isu yang muncul dari Peter S Christiansen pengacara Ronaldo dalam kasus melawan Mayorga. Dia menyebutkan Der Spiegel telah bekerja sama dengan hacker nakal.

Semua ini berawal dari maraknya kasus pencurian data yang terjadi di Eropa. Ketika itu, tidak sedikit firma hukum yang menjadi korbannya.

Namun, yang menjadi masalah, dia menuding Der Spiegel kemudian melakukan perubahan cerita dari data yang diperoleh. Sehingga dengan tegas dia menyebut apa yang diberitakan tidak benar.

"Pada 2015, banyak entitas, termasuk firma hukum di Eropa mengalami serangan peretas, dan data mereka dicuri. Lalu peretas ini menjual informasi yang mereka dapat kepada media lalu dipublikasikan, kemudian diubah bagiannya," tutur Christiansen, dikutip dari The Guardian.

Berlarutnya tudingan pemerkosaan yang dilakukan Ronaldo menarik untuk diketahui bagaimana akhirnya. Apakah CR7 mampu terus bertahan dan tetap berdiri tegak seperti selama ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya