Miris, Klub Italia Main Pakai 7 Orang dan Kalah 0-20

Pertandingan Cuneo versus Pro Piacenza
Sumber :
  • Daily Mirror

VIVA – Cerita miris terkuak dalam pertandingan Serie C Italia antara Cueno versus Pro Piacenza, Minggu 17 Februari 2019. Dalam duel itu, Pro Piacenza main dengan tujuh orang saja, tanpa cadangan.

Luar Biasa, Orang Indonesia Jadi Pemilik Klub Terkaya di Liga Italia, Juventus Kalah 8 Kali Lipat

Hasilnya? Sudah bisa ditebak. Pro Piacenza yang duduk di posisi paling buncit Serie C, kalah.

Namun, skor dalam pertandingan ini yang bikin miris. Pro Piacenza kalah dengan skor 0-20. Begitu laporan Daily Mirror.

Terpopuler: Shin Tae-yong Puji Jay Idzes, Bek Liga Italia Memang Beda!

Cuneo dengan mudah mencetak gol demi gol ke gawang Pro Piacenza. Tujuh pemain Pro Piacenza, yang rata-rata remaja, terlihat kesulitan menghadapi Cuneo karena sudah sangat lelah.

Dan, di babak pertama, mereka tertinggal 0-16. Cuneo tampak mengendurkan performa karena merasa kasihan, dan hanya mencetak empat gol tambahan di babak kedua.

Jay Idzes Jadi Sorotan Usai Indonesia Bekuk Vietnam, Bek Liga Italia Memang Beda!

Pertandingan Cuneo versus Pro Piacenza

Pemandangan ini menjadi bukti betapa parahnya kondisi finansial Pro Piacenza. Mereka memang dihantam krisis keuangan dan membuat Pro Piacenza ditinggalkan banyak pemain.

Tiga laga sebelum melawan Cuneo, sudah tak dilakoni Pro Piacenza. Mereka terpaksa melawan Cuneo, karena jika tak datang lagi, keikutsertaan di Serie C akan dicoret secara otomatis. Pun, sekarang poin Piacenza sudah dikurangi delapan karena kalah WO dalam tiga laga beruntun.

Sejak Agustus 2018, Pro Piacenza sudah menunggak gaji pemain dan stafnya. Ada 15 pemain yang menuntut gaji mereka dibayarkan ke manajemen. Totalnya, mencapai €500 ribu atau setara Rp7,9 miliar.

Fenomena yang menimpa Pro Piacenza membuat FIGC bicara. Presiden FIGC, Gabriele Gravina, merasa miris dengan kondisi itu.

Kekalahan 0-20 Pro Piacenza, disebut Gravina, sebagai penghinaan atau penistaan dalam bidang olahraga. FIGC akan menyeret kasus ini ke jalur hukum demi menemukan solusi tepat.

"Dalam dunia nyata, FIGC punya tugas untuk tegas terhadap aturan. Kewajiban kami untuk melindungi semangat fans, kesehatan usaha, dan kredibilitas kompetisi. Sayangnya, ada satu hal yang kami saksikan jadi sebuah noda," terang Gravina dikutip Sport Piacenza. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya