5 Teori Konspirasi Gegerkan Sepakbola Dunia, Ada Ronaldo dan Barcelona

Barcelona usai menjuarai Liga Champions 2009
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Pada era modern seperti sekarang sepakbola bukan sekadar menjadi olahraga atau permainan. Berbagai aspek sudah mencakup di dalamnya seperti faktor bisnis, industri, sosial hingga politik.

Bicara Kekalahan dari Madrid, Bek Barcelona Silang Pendapat dengan Xavi

Tak aneh bila kemudian banyak intrik yang lahir, bahkan sampai memunculkan teori konspirasi. Berikut ini adalah 5 teori konspirasi yang sempat menghebohkan sepakbola dunia.

1. Brasil Jual Piala Dunia 1998 dan Ronaldo

Real Madrid Vs Barcelona Seperti Final LaLiga

Brasil menjadi favorit juara di Piala Dunia 1998. Dengan skuad bertabur bintang, Selecao juga sukses menembus final berhadapan dengan Prancis. Sayangnya, Brasil gagal di laga pamungkas. Tim Samba tumbang 0-3 dari tuan rumah.

Ronaldo Luis Nazario de Lima

Dikalahkan Real Madrid, Kiper Barcelona Kecam LaLiga

Namun, banyak pihak masih tak percaya dengan kegagalan Brasil itu. Kemudian mulai mencuat sebuah teori yang menyatakan kalau Brasil telah 'menjual' Piala Dunia 1998 kepada FIFA.

Mereka sengaja menyerah. Dan Prancis 'membeli' trofi tersebut seharga USD 28 juta. Selain itu, Brasil juga membuat kesepakatan untuk mendapat kemudahan meraih gelar di perhelatan berikutnya, 2002, serta prioritas menjadi tuan rumah perhelatan megah itu pada dekade berikutnya.

Teori lain, Ronaldo yang menjadi andalan Brasil sebenarnya tidak siap untuk tampil di laga final karena kondisinya kurang fit. Namun, Nike selaku sponsor kit memaksa Federasi Sepakbola Brasil (CBF) tetap menurunkan Sang Fenomenal demi menyaingi kilau Zinedine Zidane yang merupakan ikon brand lawan bisnis mereka, Adidas. Sayangnya, performa Ronaldo di luar harapan.

2. Korsel di Piala Dunia 2002

Korsel (Korea Selatan) membuat kejutan di Piala Dunia 2002. Mereka sukses masuk semifinal, meski akhirnya gagal ke final dan hanya merebut posisi 4 dalam turnamen bergengsi itu.

Ahn Jung-Hwan

Kelangan yang tak percaya dengan kemampuan Korsel pun mulai mencuatkan sebuah teori. Selaku tuan rumah bersama Jepang, Tim Negeri Ginseng diyakini mendapat dukungan dari FIFA untuk terus melaju. Tujuannya sederhana: Demi membuat ajang tersebut tetap semarak yang berujung pada melimpahnya pendapatan.

Sejumlah kecurigaan yang mendasari teori itu yakni kartu merah Francesco Totti ketika Korsel menghadapi Italia di babak 16 besar. Selain itu, pada perempatfinal wasit sempat menganulir gol emas Spanyol. Italia dan Spanyol menjadi dua unggulan yang disingkirkan Korsel dalam perjalanannya ke semifinal.

3. Barcelona 'Anak Emas' UEFA

Barcelona tampil luar biasa lebih dari satu dekade terakhir. Berbagai prestasi diraih termasuk treble winners pada 2009 silam di bawah asuhan Pep Guardiola.

Maestro lini tengah FC Barcelona

Tapi, di balik sukses Los Azulgranas tersebut, muncul teori kalau prestasi itu diraih karena mereka adalah anak emas UEFA. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Barcelona dituding kebanyakan atas pertolongan wasit. Malah kala itu Lionel Messi cs sempat mendapatkan julukan UEFAlona FC (UEFA Barcelona FC).

4. Calciopoli

2006 silam menjadi masa kelam sepakbola Italia dengan terkuaknya skandal Calciopoli atau pengaturan hasil pertandingan yang melibatkan sejumlah tim top. Juventus menjadi tersangka utama harus turun ke Serie B dan menerima pencabutan gelar dalam dua musim terakhir.

Luciano Moggi

Menariknya, Inter Milan yang merupakan rival utama Juventus dinyatakan tak terlibat sama sekali dan malah mendapat limpahan Scudetto. Dari situ muncul teori kalau Calciopoli sebenarnya bagian dari upaya Nerazzurri meruntuhkan hegemoni Bianconeri selama bertahun-tahun.

2010 lalu terungkap bukti baru Calciopoli. Ternyata mantan presiden Inter, Giacinto Fachetti, juga pernah melakukan pembicaraan dengan pengatur tugas wasit kala itu, Franco Carraro. Padahal, kubu Juventus, AC Milan dan Lazio dianggap terlibat Calciopoli karena melakukan hal yang sama.

5. Barcelona dan Konspirasi Suriah

Pada 2012 silam, Barcelona dituding terlibat konspirasi dengan pemberontak Suriah. Diyakini gaya permainan tiki-taka yang dipraktekkan Los Azulgranas di lapangan adalah untuk mengkomunikasikan kode rahasia.

Para pemain Barcelona

Adalah satu satu stasiun televisi di Suriah yang pertama mengangkat isu ini. Bahkan mereka bisa menerjemahkan pola operan-operan tersebut menjadi sebuah isyarat yang berhubungan dengan peta daerah, skema persenjataan, dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya