Seri Keempat Liga 1 di Bali Berdampak Positif Bagi Pelaku UMKM

Marselino Ferdinan melepaskan tendangan ke gawang Bali United
Sumber :
  • Persebaya

VIVA – Seri keempat Liga 1 2021/22 yang digelar di Bali ternyata berdampak positif bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab, antusiasime pecinta sepakbola rupanya membuat geliar UMKM semakin meningkat.

Ekonomi UMKM Pasca Pandemi Covid-19

Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengatakan, kultur sepakbola yang kuat di Indonesia membuat gelaran Liga 1 disambut dengan positif oleh masyarakat Bali. Keterkaitan yang beragam dari ajang sepakbola, kata Catur, sekaligus menstimulasi berbagai pelaku ekonomi yang berusaha mulai bangkit.

"Masyarakat Indonesia sudah kita kenal memiliki kecintaan yang besar terhadap sepak bola. Maka dari itu, BRI senantiasa hadir mendukung perhelatan sepak bola karena kami melihat banyak sekali dampak positif yang timbul. Tidak hanya bagi pelaku industri sepak bola, namun juga UMKM,” kata Catur, dalam rilis yang diterima VIVA, Minggu 16 Januari 2022.

KTT G20 Sukses: Indonesia di Puncak Dunia?

Catur menambahkan, BRI berkomitmen terus memperkuat bisnis pada sektor UMKM, sebagaimana tercermin dari portofolio kredit UMKM BRI yang sudah melampaui 80 persen dari total kredit. Dukungan terhadap sektor UMKM juga ditopang oleh komitmen BRI yang berusaha meningkatkan peran di segmen ultra mikro.

Geliat ekonomi di Bali yang mulai mengalami perbaikan berkat diadakannya Liga 1 dapat ditemui salah satunya di Bali United Cafe di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Usai sempat tutup selama 1,5 tahun akibat pandemi, kafe ini memutuskan kembali beroperasi seiring antusiasme masyarakat terhadap Liga 1 yang terus menanjak.  

Persib Bandung Waspadai Kekuatan Lini Depan MU

Salah satu sudut Stadion Kapten I Wayan Dipta

Photo :
  • VIVA/Zulfikar Husein

Pengelola Bali United Cafe, Daniel Rinekso Nugroho, mengungkapkan dampak positif pertama yang datang berkat antusiasme Liga 1 adalah kembalinya mata pencaharian 15 pekerjanya. Dirinya menyebut, 15 pekerja yang sebelumnya dirumahkan kini bisa bekerja kembali.

"Kami sangat senang dengan adanya Liga 1 yang disponsori oleh BRI, karena ini akan turut membantu bangkitnya sektor pariwisata Bali. Contohnya, dengan terisinya hotel-hotel dengan kehadiran tim Liga 1. Kami pun jadi bisa membuka kembali Bali United Cafe, dan memperkerjakan karyawan yang sudah lama dirumahkan,” ujar Daniel.

Tak hanya pengunjung muda, keluarga, atau komunitas, tak jarang, pemain-pemain di Liga 1 usai berlatih pun kerap menyambangi kafe ini. Daniel berharap, dalam situasi pandemi COVID-19 yang masih menghantui, masyarakat bisa disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga tidak kembali terjadi adanya pembatasan mobilitas.

Traffic harian di Bali United Cafe terbilang baik. Meski tentunya peak jika ada pertandingan di Stadion I Wayan Dipta. Namun, kami senang dapat kembali membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar dan melayani pengunjung yang sudah rindu dengan suasana di stadion dan menu-menu kami,” lanjut Daniel.

Sektor Lain Ikut Pulih

Pulihnya perekonomian juga menjalar pada sektor lainnya. Nasib ini dialami oleh Kios Maw yang bergerak di bidang cenderamata dan oleh-oleh khas Bali. I Putu Arya Widyanata, pemilik Kios Maw, mengatakan suntikan modal dari BRI membuat usaha yang dibangunnya perlahan menunjukkan pemulihan.

I Putu Arya terdaftar sebagai nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI dengan menerima suntikan modal sebesar Rp120 juta pada 2021. Kredit yang diterima itu menjadi amunisi bagi Kios Maw untuk meningkatkan produktivitas, sehingga terjadi kenaikan omzet menjadi Rp20 juta per bulan.

“Usaha ini sudah dirintis sejak tahun 1997 oleh Ibu Dewa Ayu Merta Adnyani, yang berlokasi di kios sebelah pasar Sukawati. Kini setelah mendapatkan pembiayaan dari BRI, usaha kami perlahan bisa bangkit kembali,” ungkap I Putu Arya 

Manfaat serupa juga dirasakan pengusaha lain, Ni Nyoman Indrawati, yang meneruskan usaha orang tuanya di bidang kerajinan kayu. Semula dia hanya fokus pada pasar luring di Lippo Mall dan Pasar Seni Kuta, saat ini Ni Nyoman merambah pasar daring melalui situs www.novica.com. Digitalisasi bisnis yang didukung pendanaan Rp100 juta dari BRI membuat usaha Ni Nyoman berkembang pesat, dengan omzet Rp400 juta per bulan.

“Melalui strategi usaha yang saya terapkan, saya masih bisa bertahan di masa yang penuh ketidakpastian ini. Kami juga menyadari pentingnya memperluas pasar serta dukungan pembiayaan dapat membuat usaha kami mengalami peningkatan, semoga usaha yang saya kembangkan ini bisa ‘naik kelas’ ya,” terang Ni Nyoman Indrawati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya