Saat Model Suarakan Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan Lewat Fashion Show

Fashion show suarakan pengusutan kasus Tragedi Kanjuruhan
Sumber :
  • Dokumentasi Mutiara Syarif

VIVA Bola – Lenggak-lenggok seorang model dalam ajang Fashion Upcycling Competition di Ciputra Mall Surabaya menyita perhatian publik. Sebab balutan busana yang dipakai seorang model mengusung tema spanduk Aremania berisi permintaan usut tuntas atas Tragedi Kanjuruhan

Iwan Bule Bingung Usai Timnas Indonesia U-23 ke Babak 8 Besar : Itu Shin Tae-yong atau Pep Guardiola

Ajang itu digelar pada Sabtu, 12 November 2022 kemarin. Sedangkan desainer yang mengusung konsep itu adalah Mutiara Syariffudin, desainer asal Kota Malang sekaligus pengajar di kampus Lasalle Colage Surabaya. Bahkan desain busana berbahan spanduk usut tuntas milik Aremania itu mampu membawanya meraih peringkat 2 dalam kompetisi bergengsi itu. 

"Saya ambil 3 spanduk di jalanan yang sesuai. Jujur saya waktu itu belum izin ke Aremania karena saya tidak tau mau izin ke mana. Tapi ternyata mereka mendukung. Itu benar benar dari spanduk di jalanan. Saya sebenarnya takut ambilnya, karena saya buat spanduk sendiri jelek. Akhirnya terpaksa saya ambil dan ternyata tidak masalah, mereka mendukung," kata Mutiara, Senin, 14 November 2022. 

Kode Keras Erick Thohir Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong: Ini Kan yang Ditunggu-tunggu?

Ada alasan kuat yang melatarbelakangi Mutiara mengusung konsep spanduk usut tuntas. Dia ingin membantu menyuarakan tuntutan keadilan dalam Tragedi Kanjuruhan. Apalagi dia melihat aksi demonstrasi besar-besaran Aremania pada Kamis, 10 November 2022 kemarin tetap berjalan dengan semangat meski diguyur hujan deras. 

Designer asal Malang, Mutiara Syariffudin

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya
Kata PSSI soal Nathan Tjoe-A-On Tinggalkan Timnas Indonesia U-23

Perjuangan Arek-arek Malang dalam menuntut keadilan bagi 135 orang yang meninggal dunia dan 600 lebih suporter yang mengalami luka-luka turut menggugah jiwa kemanusiaannya. Dia pun memastikan berada dalam barisan massa aksi yang menuntut keadilan namun lewat jalur yang dia tekuni, yakni fashion. 

Inspirasi lainnya datang kala dia melintas di bundaran Alun-alun Tugu, Kota Malang. Saat itu dia melihat 135 keranda hitam berjejer melingkari Tugu. Keranda hitam itu bahkan dipasang bersama foto-foto korban dimana sebagian besar merupakan remaja dan wanita. 

"Saya sempat melintasi bundaran Tugu setelah 40 hari Tragedi Kanjuruhan saat mau beli kain. Inspirasi itu muncul saat melihat banyak keranda dan foto korban yang ternyata banyak ceweknya," ujar Mutiara. 

Rencana terdekat usai memenangi kompetisi, Mutiara akan menempatkan karyanya di butik pribadinya di Salon Mutiara Malang. Dia juga berpikiran untuk melelang desain itu.

Namun jika Aremania menginginkan, dia akan memberikan dengan sukarela. Bahkan, Mutiara ingin mendesain lagi 10 karya fashion dalam kompetisi nasional yang akan dia didesikasikan untuk masyarakat Malang. 

"Saya harap ini bisa menginspirasi bagi siapa pun, bahwa melalui bidang apa pun bisa mendukung Aremania lewat karya kita," tutur Mutiara. 

Sementara itu dalam proses pembuatannya, spanduk yang didapat di jalanan dia kreasikan dengan pakaian lamanya. Dia mengaku diberi waktu sekitar 1 jam untuk merangkai desain itu dengan jahitan tangan. Namun hasilnya, karya yang dia buat justru menarik perhatian publik dan menyabet peringkat 2. 

"Saya ambil beberapa potong untuk selendang. Kalau kanan kiri itu saya print-kan foto Tragedi Kanjuruhan. Saya tempelkan. Saya balut police line tiruan, itu stiker dan dari sabuk gitar. Pesan dan maknanya, polisi kan harusnya melindungi dan merangkul rakyatnya. Tapi ternyata muncul korban. Makanya ada police line yang melingkari desain," tutur Mutiara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya