ISL Terhenti, Ini Keluh Kesah Pedagang Asongan

Pedagang asongan di Stadion Kanjuruhan, Malang
Sumber :

VIVA.co.id - Pedagang asongan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sumringah setelah menumpahkan uneg-uneg mereka pada Ketua Steering Comittee (SC) Piala Presiden Maruarar Sirait, Sabtu, 19 September 2015.

Kontra Bali United, Momen 'Penebusan Dosa' Bagi Arema

Mereka berharap, pertandingan sepakbola, apapun bentuknya, akan terus ada dan membantu meringankan beban mereka dalam mencari penghidupan.

Sebelum pertandingan berlangsung, Maruarar Sirait menyempatkan diri berkeliling Stadion Kanjuruhan. Ia menjumpai sejumlah pedagang asongan yang berjualan di tribun ekonomi, di Stadion Kanjuruhan. Di depan Maruarar, pedagang menuturkan pendapatan yang berkurang akibat tak adanya liga.
Persija Ajukan Banding atas Putusan DRC FIFA

"Tanpa pertandingan tak ada pemasukan. Jika ramai kami bisa dapat pemasukan antara 200 ribu sampai 250 ribu setiap pertandingan,” kata Tatrap, Koordinator Pedagang Asongan Stadion Kanjuruhan kepada Maruarar Sirait.
VIDEO: Arema Juara Piala Bhayangkara

Dia bahkan menyebut, jumlah pedagang asongan menyusut drastis setelah liga ISL dihentikan. Dari jumlah awal sebanyak 425 orang kini menyusut menjadi 175 orang saja.

"Akibat ISL yang kisruh, jadi menyusut jumlah pedagang asongan,” katanya menjelaskan.

Pedagang asongan berharap, pertandingan terus ada dan liga kembali berputar agar roda perekonomian mereka kembali membaik.

"Mereka berharap ada turnamen dan pertandngan terus menerus agar menggerakkan ekonomi rakyat,” kata Maruarar Sirait.

Menurut dia, hasil kunjungan dengan pedagang asongan, pedagang kaki lima dan juru parkir menjadi bukti bahwa pertandingan berimbas langsung pada mereka. Selain pedagang asongan, liga juga berpengaruh terhadap kelompok lain seperti pelatih, pemain, klub, dan industri lain seperti penginapan dan rumah makan.

"Hasil ini juga akan kami sampaikan secara berkala pada Presiden.”

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya