Bintang Liga Champions Kode Keras Mau Bela Indonesia, Nilai Pasarnya Kalahkan Mees Hilgers
- istimewa
VIVA – Harapan publik Tanah Air untuk melihat pemain keturunan membela Timnas Indonesia kembali bergelora. Kali ini, sinyal kuat datang dari salah satu bek muda yang merumput di kompetisi elite Eropa: Ryan Flamingo.
Nama Flamingo mencuat ke permukaan usai Timnas Indonesia dibantai Jepang 0-6 dalam laga pamungkas putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Selasa lalu.
Meski menelan kekalahan telak, pasukan Patrick Kluivert tetap melangkah ke babak keempat, mencetak sejarah sebagai salah satu dari 18 tim tersisa yang akan bersaing memperebutkan tiket ke Piala Dunia.
Di tengah euforia dan harapan publik, gelombang dukungan dari pemain keturunan pun mulai berdatangan. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Ryan Flamingo, bek tangguh milik PSV Eindhoven yang musim lalu tampil di Liga Champions.
Sinyal Flamingo untuk Indonesia bukan main-main. Ia kedapatan menambahkan emoji bendera Indonesia di bio akun Instagram pribadinya, sebuah gestur yang selama ini menjadi ‘kode keras’ para pemain keturunan sebelum akhirnya resmi dinaturalisasi.
Tak hanya itu, Flamingo juga ikut menanggapi unggahan striker Timnas Indonesia, Ole Romeny, usai laga melawan Jepang. Ia menulis komentar singkat namun bermakna: “Next round he” disertai emotikon hati. Netizen pun langsung membanjiri kolom komentar milik pemain berusia 22 tahun itu.
“Ditunggu di Indonesia,” tulis seorang netizen.
“Come join Indonesia for the World Cup!” seru yang lain.
“Cie udah pasang bendera ID,” komentar lainnya.
Namun, di balik harapan tersebut, terselip kabar kurang sedap. Berdasarkan regulasi FIFA, Flamingo belum memenuhi syarat untuk langsung membela Timnas Indonesia.
FIFA hanya mengizinkan pemain yang memiliki garis keturunan maksimal sampai kakek atau nenek. Sayangnya, menurut penelusuran YouTuber sepakbola, Yussa Nugraha, darah Indonesia dalam diri Flamingo berasal dari buyutnya, atau generasi keempat.
Jika informasi ini benar, maka satu-satunya jalan agar Flamingo bisa memperkuat Merah Putih adalah dengan menetap dan bermain di Indonesia selama lima tahun berturut-turut, sesuai ketentuan FIFA untuk pemain non-keturunan langsung.
Meski demikian, tak ada yang bisa mengabaikan potensi besar Flamingo. Menurut data Transfermarkt per Mei 2025, nilai pasar Flamingo mencapai €20 juta atau sekitar Rp208 miliar, menjadikannya pemain keturunan termahal yang pernah dikaitkan dengan Timnas Indonesia—bahkan lebih mahal dari Mees Hilgers.
Jika suatu saat regulasi memungkinkan dan prosesnya berjalan mulus, bukan tak mungkin Flamingo akan menjadi tembok kokoh baru di lini belakang Garuda.
Kita tunggu saja, apakah sinyal dari Ryan Flamingo ini akan menjadi awal dari kisah besar bersama Timnas Indonesia.