Mundur dari Hanura, Fuad Bawazier Seperti Anak Kecil

Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Fuad Bawazier.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Setelah konglomerat Hary Tanoesoedibjo, kini giliran politikus senior Fuad Bawazier mundur dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Golkar Sebut Jokowi Anggota Kehormatan Meski Tak Punya KTA

Ketua DPP Hanura itu mengaku sudah tidak satu visi dengan Ketua Umumnya, Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan para pengurus lain. Terutama dalam arah koalisi Pemilu Presiden 2014.

Fuad mengatakan, mayoritas kader sebetulnya menginginkan Hanura berkoalisi dengan Partai Gerindra dan mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Tapi, Wiranto justru berkoalisi dengan PDIP dan mendukung Jokowi-Jusuf Kalla.

Kisah Jenderal TNI Asal Bugis Gebrak Meja di Hadapan Soeharto

Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura, Kristiawanto mengatakan, Partai Hanura solid memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014-2019.

"Apa yang dilakukan Pak Fuad Bawazier mendukung pasangan Prabowo-Hata merupakan sikap pribadi dia sebagai individu, bukan institusi Partai Hanura," ujar Kristiawanto kepada VIVAnews.

Tim Pramono-Rano Siapkan Saksi Berlapis Awasi Hari Pencoblosan 27 November 2024

Menurut Kristiawanto, pengurus hingga akar rumput partai solid mendukung pasangan Jokowi-JK.

Kristiawanto menjelaskan, dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Hanura awal Mei lalu telah memberi mandat penuh kepada Ketua Umum Wiranto bersama Sekjen untuk membangun koalisi dan menentukan arah koalisi pilpres.

"Beliau (Fuad) juga hadir dalam Rapimnas yang dihadiri DPD se-Indonesia. Nah, pimpinan partai sudah memutuskan arah koalisi ke Jokowi-JK, tentunya setiap kader Partai Hanura seluruh Indonesia harus taat tanpa terkecuali," tegasnya.

Kata Kristiawanto, seharusnya Fuad memberikan contoh dan teladan kepada kader muda partai. Bahwa keputusan yang berdasarkan konstitusi partai harus ditaati semua kader, tidak terkecuali.

"Jika sikap Pak Fuad Bawazier masih seperti anak kecil, suka bikin gaduh nggak jelas alias tidak tertib, anggap saja itu lagi mengigau. Tidak memahami konstitusi partai," tuturnya.

Sebelum Fuad mundur, konglomerat Hary Tanoesoedibjo sudah lebih dulu mengundurkan diri dari Partai Hanura.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya