Kisah 'Si Bewok' di Balik Penangkapan Pejabat FIFA

Chuck Blazer (kiri)
Sumber :
  • www.nydailynews.com

VIVA.co.id - Jelang Kongres ke-65, FIFA dikejutkan dengan penangkapan sejumlah pejabatnya oleh kepolisian Swiss.

Sebanyak tujuh pejabat eksekutif otoritas sepakbola dunia itu digiring dari hotel mewah Hotel Baur au Lac di Zurich, Swiss, atas permintaan Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Tidak tanggung-tanggung, mereka dicokok atas tuduhan korupsi, suap, dan pencucian uang yang telah berlangsung selama hampir dua dekade dengan melibatkan dana yang fantastis £65 juta atau setara dengan Rp1,31 Triliun!

Penangkapan ini seakan menjadi pintu masuk bagi skandal korupsi yang lebih besar yang selama ini banyak dikaitkan dengan FIFA. Dunia terhenyak.

Banyak negara yang bersuara terhadap kasus ini. Ada yang mendukung, namun tak jarang juga yang menganggap AS telah bertindak lancang.

Departemen Kehakiman AS memang berada di balik penangkapan tersebut. Pengintaian telah dilakukan jauh-jauh hari sebelum penggerebekan berlangsung.

Namun di balik itu, sosok Chuck Blazer, dianggap punya peranan besar. Menurut New York Daily News, pria berusia 70 tahun itu merupakan informan Departemen Kehakiman dalam menyelidiki korupsi yang melibatkan pejabat-pejabat di FIFA.

Kisah Blazer diawali saat dia mulai bersinggungan dengan sepakbola. Sederet jabatan penting pernah disandangnya. Mulai dari Wakil Presiden Federasi Sepakbola Amerika Serikat, Sekjen CONCACAF hingga Komite Eksekutif FIFA.

Meski bukan mantan pesepakbola, Blazer punya andil besar dalam membangun sepakbola di AS. Memanfaatkan koneksinya, Blazer berusaha mendongkrak popularitas sepakbola di AS di tengah hegemoni bola basket dan bisbol.

Namun di balik sumbangsihnya yang besar terhadap sepakbola AS, Blazer ternyata seorang pejabat korup. Pada tahun 2011 dia tersangkut kasus suap jelang pemilihan presiden FIFA.

Dia diduga ikut menerima suap dalam sebuah rapat yang digelar oleh Persatuan Sepakbola Karibia (CFU). Presiden AFC, Mohammed bin Hammam dan Wakil Presiden FIFA, Jack Warner divonis bersalah dalam kasus ini dan dilarang beraktivitas di sepakbola seumur hidup.

Namun Blazer masih lolos. Rencana pemecatan yang dicanangkan Plt Presiden CONCACAF, Lisle Austin, dimentahkan oleh anggota komite eksekutifnya.

Di tahun yang sama, FBI mengendus keanehan pada rekening Blazer. Skandal lebih besar kemudian terkuak pada tahun 2013. Saat itu, Blazer dan Jack Warner dituduh telah terlibat dalam tindak penipuan yang dilakukan selama menjabat sebagai pejabat eksekutif CONCACAF.

Sebuah audit forensik yang dilakukan Komite Integritas menemukan fakta bahwa keduanya telah meraup senilai 15 juta USD dari komisi dan jasa tanpa kontrak yang mereka lakukan sejak 1998.

Penyelidikan pun dilakukan oleh FBI bersama Internal Revenue Service (IRS) terhadap keuangan Blazer. Inilah awal kejatuhan Blazer. Pada 25 November 2013, Blazer pun 'menyerah'. Dia akhirnya mengaku bersalah terhadap 10 tuntutan, mulai penipuan, pencucian uang, hingga kasus penggelapan pajak.

Blazer diancam hukuman 10 tahun penjara karena tidak melaporkan tabungannya di bank luar negeri dan lima tahun lagi untuk kasus penggelapan pajak.

Menghadapi ancaman ini, Blazer mulai melunak. Blazer akhirnya bersedia membayar denda sebesar 2.46 juta USD untuk mengurangi masa hukumannya.

FIFA Pecat Jerome Valcke

Dia juga bersedia bekerjasama dengan biro penyelidik FBI dan IRS. Dia bahkan dilengkapi alat perekam saat menghadiri rapat eksekutif FIFA dan Olimpiade 2012. Blazer terus dimanfaatkan FBI dan IRS untuk menguak skandal lainnya, termasuk dalam penangkapan pejabat FIFA di Zurich, Swiss, Rabu lalu.

Penampilan Nyentrik

Blazer mengawali kariernya di dunia sepakbola dari nol. Pada tahun 1989, Blazer yang pengangguran bertolak ke Port of Spain di Trinidad dan Tobago.

Platini Putuskan Mundur dari Pemilihan Presiden FIFA

Dia menjadi juru kampanye Jack Warner saat hendak menjadi presiden CONCACAF. Warner menang dan Blazer diangkat jadi sekjennya sekaligus menjadi tangan kanannya.

Selama berada di CONCACAF, Blazer meminta 10 persen dari setiap dolar yang dibawa dari perusahaan asing ke CONCACAF. Kebiasaan ini yang membuatnya juga dikenal sebagai Mr 10 percent. 

Penampilan sehari-hari Blazer juga tergolong nyentrik. Pria kelahiran 26 April 1945 itu memelihara brewok dan rambut yang acak-acakan.

Blazer juga dikenal sebagai penyayang binatang. Dia memiliki seekor kucing yang memiliki apartemen sendiri. Saat di masa kejayaannya, Blazer kerap berjalan-jalan dengan seekor burung kakak tua yang bertengger di pundaknya.

Sejauh ini, belum ada komentar resmi dari Blazer terkait tudingan ini. Seperti dilansir Theage.com, pria yang sudah berusia 70 tahun itu belakangan ini tengah sakit-sakitan.

Dia menderita kanker perut dan lebih banyak menghabiskan waktunya di sebuah rumah sakit. "Kami tidak punya komentar apapun," ujar Mary Milligan, pengacara Blazer saat dihubungi. (ase)

Reformasi FIFA, Presiden AFC Ajukan Ide Pemisahan
Logo FIFA.

Dugaan Korupsi Kembali Hantam FIFA

Kini giliran anggota Komite Etik FIFA yang diduga melakukan korupsi.

img_title
VIVA.co.id
4 April 2016