Tujuh 'Pengkhianat' di Kancah Premier League

Wayne Rooney ketika masih memperkuat Everton
Sumber :
  • whoateallthepies
VIVA.co.id
Harry Maguire Belum Pantas Jadi Kapten Manchester United
- Dalam sepakbola, kepindahan pemain dari satu klub ke klub lainnya merupakan hal lumrah dan rutin terjadi di setiap tahunnya. Jika terdapat kesepakatan antara kedua klub, juga sang pemain, transfer pun bisa terlaksana.

5 Pertemuan Terakhir MU Vs Tottenham, Hujan Gol dan Pembantaian

Jika dilihat dari sisi profesionalitas, sang pemain bebas menentukan klub mana yang akan dibelanya. Selama penawaran dan detailnya cocok, sah-sah saja seorang pemain hengkang ke klub yang bahkan mungkin sebenarnya dia benci.
Marcus Rashford Gantikan Kylian Mbappe di PSG?


Namun, jika yang ditujunya adalah klub rival, pemain tersebut bakal berhadapan dengan fans bekas klubnya, yang tentunya tak senang dengan hal tersebut. Dan, label "pengkhianat" pun mau tak mau bakal diterima olehnya.

Seperti yang terjadi pada tujuh pemain Premier League ini, di mana dia memilih untuk membela riva dari klub yang telah membesarkan namanya. Demikian sebagaimana dinukil dari Purelyfootball:

*Ke halaman berikutnya



1. Wayne Rooney (Everton-Manchester United)


Ketika berusia 16 tahun, saat memperkuat Everton, Wayne Rooney memiliki momen tak terlupakan di mana dia mencetak gol ke gawang Arsenal pada Piala FA untuk tim muda. Saat merayakan gol, dia memamerkan tulisan "Sekali Biru Selalu Biru" di balik kausnya.


Namun, pada 2004, di saat berusia 18 tahun, Rooney memilih bergabung dengan "klub merah", Manchester United. Tapi bagaimanapun, kariernya terus menanjak sejak bergabung dengan Setan Merah. Bahkan kini dia menjadi kapten tim.






2. Cesc Fabregas (Arsenal-Chelsea)


Cesc Fabregas memulai debut profesionalnya bersama Arsenal. Namun, dalam delapan musimnya bersama The Gunners, pemain internasional Spanyol itu hanya meraih satu Piala FA, hingga akhirnya dia memutuskan hengkang ke Barcelona pada 2011.


Usai meraih sejumlah trofi di Spanyol, Fabregas kembali lagi ke Inggris. Tapi, bukan untuk kembali ke Arsenal, melainkan memperkuat Chelsea. Tak ayal, pria berusia 28 tahun itu menjadi sasaran kekecewaan
fans
Arsenal saat kedua tim berhadapan.


http://static.sportskeeda.com/wp-content/uploads/2014/06/cesc-fabregas-arsenal-1403837411.jpg




3. Sol Campbell (Tottenham Hotspur-Arsenal)


Sembilan tahun membela Tottenham Hotspur (1992-2001), Sol Campbell menjadi salah satu pemain terpenting di klub tersebut. Namun, setelah itu, secara mengejutkan dia memilih bergabung dengan klub London Utara lainnya, Arsenal.


Tak ayal, dia pun kerap menjadi sasaran kekesalan
fans
Lilywhites. Namun demikian, jika melihat dari sisi pencapaian karier, bergabung dengan Arsenal merupakan langkah tepat. Bersama The Gunners, dia meraih dua gelar Premier League dan tiga Piala FA.


https://footballersborntoday.files.wordpress.com/2014/09/campbell-th.jpg




4. Robin van Persie (Arsenal-Manchester United)


Robin van Persie merupakan salah satu ikon Arsenal, klub yang dibelanya sejak 2004, usai tiga tahun membela Feyenoord. Namun, dalam delapan tahun kariernya bersama The Gunners, pemain asal Belanda itu gagal meraih satu pun trofi Premeir League.


Van Persie pun kemudian memilih menyeberang ke Manchester United, yang merupakan rival The Gunners. Kesuksesan pun langsung didapatnya dengan meraih gelar Premier League pada musim 2012-13. Sesuatu yang amat melukai
fans
Arsenal.


http://cdn.caughtoffside.com/wp-content/uploads/2011/07/PA-10741234.jpg




5. William Gallas (Chelsea-Arsenal-Tottenham Hotspur)


Nama William Gallas menanjak ketika dia memperkuat Chelsea selama lima musim, pada 2001-2006. Namun, pelabuhan berikutnya pemain asal Prancis tersebut adalah rival The Blues di Premier League, Arsenal, pada 2006.


Belum cukup sampai di situ, usai empat tahun memperkuat Arsenal, Gallas lagi-lagi menyeberang ke klub rival. Kali ini, yang ditujunya adalah Tottenham Hotspur. Tapi, cuma bersama Chelsea dia berprestasi dengan mengangkat dua titel Premier League.


http://a.espncdn.com/combiner/i/?img=/photo/2014/0730/soc_g_gallas_1296x729.jpg&w=738&site=espnfc




6. Michael Owen (Liverpool-Manchester United)


Namanya mendunia saat dia bersinar di Piala Dunia 1998, di mana ketika itu dia berstatus pemain Liverpool. Catatan golnya bagi The Reds pun terbilang fantastis, sebelum kemudian memilih mencari petualangan baru di La Liga, bersama Real Madrid.


Sekembalinya dari Spanyol, Owen bergabung dengan klub Premier League lain, Newcastle United. Namun, yang cukup mengejutkan adalah saat dia memutuskan bergabung dengan salah satu rivala utama Liverpool, Manchester United pada 2009.


http://www.thehardtackle.com/wp-content/uploads/2013/03/owencwacadarahadotcom.jpg




7. Ashley Cole (Arsenal-Chelsea)


Ashley Cole memulai debut profesional bersama Arsenal, dan dia pun meraih dua titel Premier League bersama klub asal London Utara tersebut. Tapi, setelah delapan tahun, dia memilih bergabung dengan rival The Gunners, Chelsea.


Uang disebut-sebut menjadi alasan utamanya hengkang ke Stamford Bridge. Padahal, sebelumnya, dia sempat ditawari gaji sebesar £55 ribu per pekan oleh Arsenal, tapi tetap menolak. Dan, akibat keputusannya itu, dia sempat dilabeli "Cashley Cole".


http://www.independent.co.uk/incoming/article9109168.ece/alternates/w620/Cole-1.jpg

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya