- REUTERS
Hal ini diungkapkan pemain Bianconeri, Simone Pepe, yang mengakui bahwa para penggawa sangat terpukul dengan pupusnya ambisi merengkuh treble bersejarah itu.
Pepe pun menceritakan atmosfer sedih di ruang ganti Juventus yang terus berlanjut di dengan obrolan di grup Whatsapp hingga keesokan hari.
Dilansir Tuttosport, Pepe mengungkapkan tentang apa yang ia dan para rekan satu timnya rasakan.
“Tidak ada yang bisa menyembuhkan rasa sakit kalah di final Liga Champions. Sehari setelah laga di Berlin, saya bilang kepada rekan setim bahwa suasana hati kami terasa amat buruk dan itu tidak salah,” ungkap Pepe.
“Saya tidak bisa tidur malam itu dan saya bukan satu-satunya yang mengalaminya. Saat 6:45 pagi, saya masuk ke grup chat Whatsapp para pemain. Di sana, ada banyak pemain lain yang berkumpul. Rasa pahit nyaris merengkuh trofi Liga Champions terlalu sulit untuk kami tanggung,” ujar winger gesit ini.
Namun Pepe yang pada musim panas ini akan berstatus sebagai free agent pasca habisnya kontrak di tim asal Turin ini pun sangat yakin bahwa tetap menjelma menjadi sebuah kekuatan besar meski gagal merebut trofi kuping besar tersebut.
“Para pemain Juventus memiliki keterikatan yang kuat dan saya yakin para pemain baru juga akan mampu membentuknya. Itulah kekuatan Juventus, para pemain dan pelatih boleh datang dan pergi, tetapi jersey dan mentalitas menang tetap bertahan,” kata mantan pemain Udinese itu.
