Cerita Eks Pelatih Belanda Terjebak Rusuh Suporter Malaysia

pertandingan antara malysia vs arab saudi rusuh
Sumber :
  • REUTERS/Olivia Harris

VIVA.co.id - Suar berwarna oranye dilemparkan oleh orang-orang yang sedang berteriak dengan emosi tinggi. Asap mengepul semakin besar dan tak terkendali. Nyanyian dan cemoohan dengan bahasa Melayu membahana di seantero stadion.

Kejadian tersebut menjadi salah satu buah dari buruknya perjalanan tim nasional Malaysia selama kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia. Setelah bermain imbang 1-1 ketika menjamu Timor Leste di Stadion Bukit Jalil, “Harimau Malaya” mencatatkan kekalahan memalukan.

Tumbang 0-6 di kandang sendiri menghadapi Palestina lalu dipermak 10 gol tanpa balas ketika bertandang ke Uni Emirat Arab pekan lalu. Rentetan hasil tersebut membuat pelatih Malaysia, Dollah Saleh, mundur dan digantikan Ong Kim Swee, yang kembali promosi dari U-23.

Bermain di Stadion Shah Alam, Malaysia mendapatkan angin segar ketika Mohd Safiq Rahim berhasil memberikan tuan rumah keunggulan di menit ke-70. Sayang, Arab Saudi bisa membalas bahkan balik unggul dalam rentan waktu kurang dari enam menit.

Malaysia Lega 'Pisah' dari Indonesia di Piala AFF

Sontak hal itu membuat suporter Malaysia kesal. Satu per satu suar dan bom asap dilemparkan suporter yang berada di sisi selatan stadion. Beberapa buah berhasil masuk ke dalam lapangan.

Situasi stadion Shah Alam saat keributan laga Timnas Malaysia

12 Negara Asia Perebutkan Tiket Piala Dunia 2018

Selain itu, petasan dengan bentuk roket juga dilepaskan para suporter. Memaksa para pemain, baik Malaysia maupun Arab Saudi, kembali ke ruang ganti. Setelah kondisi tidak membaik dalam 10 menit, pertandingan akhirnya dihentikan saat laga tersisa tiga menit.

Salah satu sosok yang menyaksikan langsung insiden tersebut adalah Bert van Marwijk. Mantan pelatih tim nasional Belanda yang sekarang membesut Arab Saudi itu berada di pinggir lapangan.

Pelatih Legendaris Brasil Sebut Neymar Belum Matang

“Di akhir pertandingan, tiba-tiba sangat berisik dan ada berbagai benda dilemparkan ke dalam lapangan,” ujar Van Marwijk pada media Belanda, VI.

Saat itu, suporter di tribun selatan sebenarnya tidak cukup banyak hanya sekitar 10.000 orang saja. Namun, lemparan berbagai benda ke dalam lapangan yang membuat pertandingan harus dihentikan cukup lama.

Suar terbakar di atas rumput danjuga asap oranye membumbung ke arah atap. Ketika roket-roket dilepaskan, salah satu mendarat dekat tempat pemain cadangan. Api dari roket itu cukup besar. Pemain Malaysia sampai melarikan diri.

Dalam sebuah potongan video, Van Marwijk tampak terkejut oleh roket yang ditembakkan oleh suporter Malaysia. Ia langsung menginstruksikan para staf dan pemain Arab Saudi untuk kembali ke ruang ganti.

“Pada awalnya saya benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Saya mendengar beberapa ledakan dan melihat asap juga kembang api. Tapi saat itu ada roket raksasa jatuh dekat tempat bangku cadangan, tempat kami berada. Kami tahu kapan harus segera pergi dari sana,” ucapnya soal insiden tersebut.

Insiden Timnas Malaysia di Stadion Shah Alam
 
Menurut Van Marwijk, pengawas pertandingan FIFA sempat menghentikan laga cukup lama sekitar 40 menit sebelum memastikan pertandingan terpaksa berhenti. “Itu adalah keputusan paling logis dan masuk akal,” nilainya.

Meski menjadi salah satu aktor yang bikin situasi memanas, Van Marwijk tetap tenang. Ia sadar betul kalau suporter sebenarnya bukan mengincar Arab Saudi.



 Dengan melorotnya prestasi Malaysia dalam tiga tahun terakhir, publik Malaysia memang tengah menyoroti kinerja Federasi Sepakbola Malaysia atau yang dikenal dengan FAM.

Situasi stadion Shah Alam saat keributan laga Timnas Malaysia

Lembaga tertinggi sepakbola negeri itulah yang jadi bahan cemoohan yang keluar dari suporter Malaysia di Shah Alam kemarin.

Sadar dengan hal tersebut, Van Marwijk tahu kalau dia dan anak asuhnya bukanlah target dari amukan tersebut. Tapi dirinya mengakui kalau sempat dibuat takut oleh kejadian tak terduga itu.

“Saya mengerti ini adalah sebuah tindakan terhadap federasi Malaysia, bukan melawan kami. Sulit untuk memperkirakan berapa berbahayanya insiden tadi. Kebetulan, di bus, perjalanan, dan di hotel tidak ada ancaman,” cerita Van Marwijk soal usai keluar stadion di Selangor tersebut.

“Kami tak merasa tidak aman, hanya sejenak ketika berada di stadion. Kami belum merasa benar-benar ketakutan,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya