'San Siro Mini', Stadion 8 Besar Piala Jenderal Sudirman

Stadion Maguwoharjo
Sumber :
VIVA.co.id
5 Nama Berebut Gelar Pemain Terbaik Piala Jenderal Sudirman
- Turnamen Piala Jenderal Sudirman sudah mulai memasuki babak 8 besar. Dua kota pun telah ditunjuk sebagai tuan rumah yaitu Sleman dan Solo. Bagaimanakah kondisi stadion kedua kota?

Tiap Gelar Laga Kandang, Persija Dipaksa Putar Otak
Sleman memiliki salah satu stadion sepakbola terbaik di Indonesia yaitu Stadion Maguwoharjo. Lampu stadion sudah siap untuk menggelar laga malam hari, begitu juga kursi individu di tiap tribunnya.

Kabar Buruk, Mitra Kukar Ditinggal 'Mesin Golnya'
Maguwojarjo dikenal sebagai "San Siro Mini" dengan ciri khas menara yang terletak di 4 penjuru stadion. Selain itu, stadion berkapasitas 40.000 ini tak memiliki lintasan atletik di sisi lapangannya, tak seperti stadion kebanyakan di Indonesia.

Dibangun pada 2005, Maguwoharjo sempat menjalani pembenahan pada 2007 akibat gempa bumi yang melanda Jawa Tengah pada 27 Mei 2006. Fasilitas terkininya pun cukup lengkap.


Papan skor elektronik sudah tersedia, apartemen kecil untuk mess pemain, lampu berkekuatan 1.200 luks (144 buah), tentu menjadi salah satu alasan kenapa Maguwoharjo jadi pilihan.

Satu tuan rumah yang lain adalah Stadion Manahan di kota Solo. Stadion ini tak perlu dipertanyakan lagi kesiapannya karena memang kerap jadi langganan venue pertandingan sepakbola level nasional dan internasional.



Stadion ini dibuka langsung oleh mantan Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada 21 Februari 1998. Manahan pernah menggelar event olahraga difabel terbesar di Asia Tenggara, ASEAN Paragames, 4 tahun silam.

Selain itu, Manahan juga pernah menjadi kandang klub mulai dari Pelita Solo, Persijatim Solo FC, Persis Solo, juga tuan rumah Piala AFF U-16 pada 2010, sampai laga Liga Champions Asia (Persik Kediri/2007) dan AFC Cup (Persibo Bojonegoro/2013). Karena itu kalau soal fasilitas, Manahan tak perlu dipertanyakan lagi.

Meski begitu, lapangan Manahan punya status yang cukup unik yaitu stadion langganan banjir. Akhirnya stadion berkapasitas 35.000 kursi itu melakukan renovasi drainase sebesar Rp1,6 miliar pada 2008 lalu.


Rumput khusus Dactylon Cynodon sengaja didatangkan dari Batam. Sedangkan pipa dan filter pasir didatangkan dari negara tetangga, Malaysia. Kini, lapangan Manahan hampir pasti tak ada genangan tiap hujan deras.

Karena berbagai hal di atas itu, tampaknya Mahaka Sport and Entertainment, selaku regulator turnamen, akhirnya memilih Stadion Maguwoharjo dan Stadion Manahan sebagai tuan rumah babak 8 besar mendatang.

Kendala Jika Babak 8 Besar Kandang-Tandang


Keputusan tersebut memang cukup menguntungkan klub karena masalah biaya yang bisa ditekan. Tetapi, keputusan untuk menggelar sistem home tournament ini juga punya kekurangan tersendiri.

Dengan tanggal pertandingan hanya 12 sampai 20 November atau rentang 8 hari saja, tentu saja fisik pemain akan "diperas" karena jadwal pertandingan akan sangat rapat.

Bisa-bisa setiap klub akan bermain dengan jeda tiap 2 hari saja. Tentu, ini sangat berat bagi para pemain yang kondisi fisiknya masih naik turun imbas dari kompetisi yang mulai lalu berhenti.

Banyak klub sebenarnya berharap babak 8 besar dibuat dengan sistem kandang-tandang, untuk memberikan suporter tontonan dari klub kesayangan mereka.

Tapi, sejumlah hal menjadi pengganjal format kandang-tandang seperti di Piala Presiden kemarin. "Home and away biasanya kendala di pelaksanaan, tim juga akan kesulitan dengan jadwal yang mepet," ungkap CEO Arema Cronus, Rudi Widodo. "Tapi enggak ada masalah kalau dari kami peserta."

Undian babak 8 besar sudah dilakukan pada Kamis, 3 Desember 2015. Grup D diisi oleh PS TNI, Semen Padang, Mitra Kukar, dan Persija Jakarta. Lalu Grup E diisi oleh Arema Cronus, Persija Jakarta, Surabaya United, dan Persipura Jayapura.

Menurut Mahaka Sport and Entertainment, Stadion Manahan akan menjadi tuan rumah Grup D sedangkan Stadion Maguwoharjo akan menggelar pertandingan di Grup E. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya