Gerhana Bulan Total Bisa Ungkap Misteri Penting

Gerhana Bulan Total di San Jose, California, Amerika Serikat.
Sumber :
  • NASA Ames Research Center/Brian Day

VIVA – Gerhana Bulan Total pada akhir Januari ini tidak hanya untuk pemandangan semata bagi penikmat langit. Fenomena itu juga bisa menjadi bahan kajian lebih lanjut bagi para peneliti. Mereka memiliki peluang untuk menemukan beberapa karakteristik misterius dari debu di bulan. Fenomena ini bisa menjadi mengungkapkan seberapa keropos dan halusnya permukaan satelit bumi tersebut.

2 Gerhana di Ramadhan 2024 Tanda Datangnya Imam Mahdi? Ini Kata Buya Yahya

Purnama yang diperkirakan akan hadir pada Rabu, 31 Januari 2018 itu memiliki tiga momentum. Pertama, bulan akan berjarak terdekat dengan bumi menjadikan penampakan purnama akan lebih besar dari normalnya purnama atau dikenal istilah Supermoon. Kedua, purnama ini akan menjadi yang kedua kalinya hadir selama Januari atau dikenal dengan istilah Blue Moon. Ketiga, pada hari yang sama akan ada terjadi Gerhana Bulan total.

Saat bulan memasuki bayangan bumi, maka akan berubah warna menjadi merah. Tiga kejadian tersebut akhirnya disebut dengan Super Blue Blood Moon. 

Deretan Fenomena Bulan Purnama Tahun Ini

Pada Gerhana Bulan Total, saat dan setelah bulan tertutupi sinar matahari, daratan di bumi akan berubah menjadi dingin. Perubahan temperatur ini juga akan terjadi pada bulan. 

"Saat Gerhana Bulan, temperatur akan berubah sangat drastis seperti bulan yang keluar dari oven dan berubah menjadi dingin hanya beberapa jam kemudian," ujar Deputi Proyek Ilmuwan Peninjauan Orbit Gerhana (LRO) NASA, Noah Petro dilansir dari Space, Minggu 28 Januari 2018. 

Jam Berapa Gerhana Bulan Sebagian Bisa Dilihat di Indonesia Hari Ini?

Peneliti NASA akan meneliti perubahan temperatur dari berbagai sisi permukaan bulan. Termasuk meneliti bagian bulan yang diselimuti debu sepanjang 60 km, atau area yang dikenal dengan sebutan Reiner Gamma. 

Seperti halnya bumi, bulan juga mengalami pergantian temperatur dari panas ke dingin secara teratur tergantung sisi mana yang terkena sinar matahari. 

Peneliti NASA telah meneliti mengenai hal ini sebelumnya dan menurut mereka informasi tersebut bisa membuktikan banyaknya bagian regolith atau wilayah berdebu pada bulan. Perubahan temperatur pada Gerhana Bulan bisa mengungkapkan karakteristik tentang material yang ada di regolith. 

"Saat mengobservasi menggunakan thermal camera pada gerhana bulan, karakter bulan berubah. Di bagian gelap, banyak kawah dan fitur lainnya tidak bisa terlihat dan normalnya beberapa area tak terdeskripsi mulai bersinar karena bagian tersebut masih hangat," ujar peneliti dari Laboratorium Atmosfer dan Ilmu Luar Angkasa di Universitas Colorado Boulder Amerika Serikat, Paul Hayne. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya