Gerhana Bulan Total Paksa NASA Matikan Pesawat, Kenapa?

Ilustrasi Gerhana Bulan Total
Sumber :
  • www.pixabay.com/skeeze

VIVA – Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada 31 Januari 2018 tak hanya berdampak pada pasang surut air laut. Fenomena totalitas tersebut akan berdampak pula pada wahana antariksa Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA. 

2 Gerhana di Ramadhan 2024 Tanda Datangnya Imam Mahdi? Ini Kata Buya Yahya

Saat gerhana bulan tersebut, dikutip dari Space, Selasa 30 Januari 2018, insinyur NASA akan mematikan instrumen yang ada pada wahana ‘pengintip’ bulan, Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). 

Wahana LRO dirancang untuk mengambil gambar resolusi tinggi permukaan bulan. Wahana ini sudah memotret titik pendaratan manusia di permukaan bulan dalam misi Apollo sepanjang 1960-an dan 1970-an. 

Deretan Fenomena Bulan Purnama Tahun Ini

Instrumen pada wahana ini juga memetakan cadangan es di bulan. Belum lama ini, data LRO membantu mengidentifikasi adanya lubang es kutub di bawah permukaan bulan. Sementara instrumen Diviner dan Lunar Radiometer Experiment LRO memetakan suhu tanah bulan.

Baca juga:

Jam Berapa Gerhana Bulan Sebagian Bisa Dilihat di Indonesia Hari Ini?

Tips Motret Gerhana Bulan Total Pakai Smartphone
Infografik: Cara Asyik Nonton Gerhana Bulan Total
  

Peneliti utama LRO, Noah Petro menjelaskan, langkah itu dilakukan sebab wahana tidak akan mendapatkan sinar matahari yang terhalang oleh bumi. Padahal wahana LRO bekerja dengan daya sinar surya. Untuk itu, saat gerhana bulan nanti, peneliti akan mematikan instrumen pengamatan, dan akan mengalihkan LRO ke daya baterai. 

Namun, peneliti memastikan, LRO mengatakan wahana tetap akan aman. Sebab wahana tersebut sudah beberapa kali mengalami gerhana bulan tujuh kali sejak diluncurkan pada 2009. 

Petro menuturkan, pada gerhana terakhir, tim LRO 'memanaskan lebih dahulu' wahana antariksa tersebut sebelum momentum gerhana terjadi. Dengan langkah tersebut, tim memastikan wahana tetap lebih hangat dan mengurangi ketegangan instrumen selam masa gerhana. 

"Kami pembakaran kecil (mesin) untuk membuat kami dalam posisi seoptimal mungkin. Ini juga dilakukan untuk menjaga agar pesawat antariksa bisa 'hidup' selama mungkin," jelas Petro. 

Peneliti mengakui, fenomena gerhana akhir bulan ini memang langka dan belum pernah sekalipun wahana LRO melewatinya. Untuk itu, tim peneliti sengaja mematikan instrumen wahana tersebut. 

Langkah mematikan instrumen ini, jelas Petro, merupakan langkah antisipasi untuk memastikan wahana aman melewati gerhana bulan langka tersebut. Dalam gerhana-gerhana sebelumnya, LRO tetap beroperasi mengumpulkan data. 

Selama masa gerhana bulan nanti, instrumen Diviner. Petro menegaskan, ada tujuh instrumen di wahana LRO yang akan tetap sehat. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya