Deepfakes, Antara Teknologi dan Kontroversinya

Tampilan video Deepfakes di situs Pornhub.
Sumber :
  • Pornhub

VIVA – Keberadaan Deepfakes, atau video porno yang mengganti wajah orang di dalamnya dengan selebriti Hollywood memang penuh kontroversi. Beberapa situs seperti Reddit dan Twitter melarang keberadaan video tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa penggunaan wajah orang lain tanpa persetujuan bisa dijadikan kejahatan serius.

Masa Penahanan Siskaeee Diperpanjang Polisi

Namun, tidak sedikit pula yang merasa Deepfakes bukanlah hal yang perlu dilarang. Seorang pengguna Reddit yang ingin disebut sebagai Mike mengatakan bahwa video tersebut tidak berbahaya.

"(Deepfakes) hanya mengganti wajah. Di dunia sesungguhnya orang lain meretas foto bugil pribadi selebriti dan paparazzi dibayar dengan upah tinggi untuk menguntit selebriti mengambil foto mereka, saya pikir manipulasi tidak perlu dikhawatirkan," ujar Mike dilansir dari situs The Verge, Senin, 12 Februari 2018.

Viral Pria Putar Video Seks Calon Istri di Hari Pernikahan, Ini Penyebabnya

Mike juga menambahkan bahwa beberapa video tersebut ditandai sebagai palsu (fakes) dengan watermarks. Menurutnya Deepfakes layaknya edit foto non-porno seperti Photoshop ataupun After Effects.

Salah satu pengguna Reddit, akun Gravity_Horse pada The Verge melihat tujuan membuat video tersebut bukanlah untuk menyakiti ataupun mencemarkan nama baik seseorang. Menurutnya, kemajuan internet dan teknologi itu sendiri yang membuat Deepfakes ada.

Sidang Praperadilan Siskaeee Batal Karena Polda Metro Jaya Tidak Hadir

Pengguna Reddit yang juga bekerja sebagai seorang Visual Effect, Benjamin Van Den Broeck mengatakan bahwa teknologi Deepfakes memang membuat pekerjaan movie maker lebih mudah.

"Sebelumnya, Anda butuh sebuah tim artis untuk melakukan pekerjaan yang tidak seberapa untuk mengganti wajah ataupun tubuh seseorang. Algoritma ini membuktikan penukaran wajah dengan sebuah komputer bisa dilakukan kurang dari 24 jam. Tidak perlu tim, tempat, ataupun keluar uang," ujarnya.

Seorang Sosiologis, Katherine Cross mengatakan bahwa komunitas Deepfakes itu kurang bisa membedakan asli dan palsu. Menurutnya ini lebih dari sekadar melebih-lebihkan fantasi.

"(Orang yang melakukan Deepfakes) mengerti, ini lebih dari yang mereka akui. Jika tidak menyakiti seseorang, mereka tidak akan peduli untuk menaruh Deepfakes pada wajah orang yang mereka kenal baik. Mengapa harus tidak nyaman saat menaruh ibu atau saudara perempuan di video tersebut? Mengapa harus melakukannya pada wanita yang tidak dikenal secara langsung?" jelas Cross.

Menurutnya mereka hanya memikirkan sederhananya saja bahwa tidak masalah menyakiti orang lain karena video tersebut hanya sebuah permainan. Tapi di sisi lain, pengguna Deepfakes ingin melakukan sesuatu yang menyakiti orang lain karena memberikaan perasaan senang yang nyata.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya