WhatsApp Kucurkan Rp683 Miliar untuk Cegah Pengintip

Fitur baru WhatsApp.
Sumber :
  • Instagram/@whatsapp

VIVA – Salah satu pendiri aplikasi WhatsApp, Brian Acton dikabarkan mengucurkan dana sebesar US$50 juta atau sekitar Rp683 miliar kepada perusahaan pembuat aplikasi Signal Protocol, untuk meningkatkan keamanan layanan.

Mau Menyembunyikan Nama Profil di Aplikasi WhatsApp? Ini Caranya

Dengan uang sebanyak itu, perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan enkripsi itu bisa memperbaiki kekurangan sumber daya manusia untuk mengembangkan teknologinya. Mereka bisa memperkerjakan banyak orang, menaikkan kapasitas dan menetapkan ambisi yang lebih tinggi. 

Enkripsi Signal digunakan untuk melindungi pesan dan komunikasi dari para pengintip. Saat ini, Signal digunakan oleh WhatsApp, Facebook Messenger, Skype, serta aplikasi yang mereka buat sendiri, Signal Messenger. 

Pesan Obrolan Bocor, Apakah WhatsApp Masih Aman Digunakan?

"Semakin lama kehidupan kita di dunia online, pelindungan data dan privasi adalah hal penting. Semua orang berhak dilindungi," ujar Acton, dilansir dari TechTimes, Sabtu 24 Februari 2018. 

Setelah kejadian Edward Snowden, melindungi komunikasi pribadi menjadi hal yang sering dibicarakan, khususnya di Amerika Serikat.

WhatsApp Bakal Bisa Dibuka di Lebih dari 2 Perangkat

Namun, teknologi enkripsi masih diselimuti kontroversi. FBI dan beberapa agensi lainnya menyatakan bahwa mereka tidak bisa mendukung teknologi tersebut, karena harus melacak sejumlah kriminal dan teroris lewat percakapan pribadi di dunia maya. 

Sedangkan pihak perusahaan teknologi menyatakan, pesan yang menggunakan teknologi enskripsi dibuat agar hak individu atas privasi dan keamanan bisa terpenuhi.

Salah satunya yang dilakukan Signal Foundation, yang membuat komunikasi pribadi menjadi lebih aman dan mudah untuk diakses.

"Kami membuat Signal Foundation sebagai respons atas kebutuhan global. Misi kami untuk menjadi pionir model terbaru dari teknologi nonprofit, yang fokus pada privasi dan perlindungan data kepada semua orang, di manapun," jelas Acton.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya