Layanan Cloud Tak Aman Simpan Data A1, Benarkah

Ilustrasi peretas (hacker).
Sumber :
  • allpinoynews

VIVA – Perusahaan antivirus Kaspersky Lab melihat tren perusahaan memakai Layanan Awan atau Cloud Services untuk menyimpan data menurun, lantaran tidak yakin akan keamanannya.

WNA Asal Rusia Kongkalikong dengan Hacker Meksiko Bobol ATM di Palembang

Business Development Manager Indonesia Kaspersky, Donny Koesmandarin, mengimbau jangan menyimpan semua data perusahaan di layanan Cloud, namun pilihlah data yang sangat penting untuk disimpan di data pribadi.

"Pembagian yang urgent, A1 atau sensitif datanya, ya, harus disimpan di file private. Tapi, kalau mau cepat akses data disimpan di Cloud," kata dia di Jakarta, Kamis, 8 Maret 2018.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Donny juga mengaku kalau dirinya tidak pernah menyimpan data yang penting di layanan gratis. Alasannya karena tidak ada jaminan keamanan yang tinggi, dan apapun yang berhubungan dengan internet pasti memiliki celah untuk diretas.

“Jadi, penyedia layanan juga berlomba-lomba untuk senantiasa memperkuat platform mereka,” tuturnya.

Indonesia Mendapat 97 Ribu Serangan

Donny juga menuturkan, karena masalah keamanan, sebaiknya jika data yang diletakkan di Cloud Storage sensitif atau rahasia bagi penggunanya, sebaiknya memilih layanan yang memang secara track record baik dari sisi keamanan.

Selain itu, Donny juga mengatakan untuk memaksimalkan keamanan Cloud dengan encrypted data. Dengan begitu, meskipun bisa dibobol, peretas butuh banyak waktu untuk 'menelanjanginya.'

Terkait masalah keamanan, ia melihat hal itu tergantung dari penggunanya sendiri, seperti pemilihan cara otentifikasi, password yang baik, hindari memasukan data pribadi, karena seringkali peretasan juga bermula dari kelemahan pengguna sendiri.

"Analoginya begini. Kalau nggak boleh saya simpan barang di rumah maka saya depositokan di bank dalam satu brankas. Meski saya tahu (barangnya) dibawa tapi saya juga tahu kalau maling mau ambil uang saya harus susah payah dulu. Nyongkel dulu," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya