Sokong E-Commerce, DCI Bikin Data Center Kedua

Topping off gedung data center kedua
Sumber :
  • Dokumen DCI

VIVA – Permintaan gedung data center di Indonesia semakin meningkat pada tahun lalu. Menyambut tren pasar tersebut, penyedia layanan pusat data, PT DCI Indonesia (DCI), melakukan topping off gedung JK2 sebagai pusat data kedua. Pusat data kedua ini akan mendukung untuk perkembangan e-commerce dan ekonomi digital.

Menkominfo ingin Data Center Indonesia Mendunia

DCI telah memiliki gedung JK1 sebagai gedung data center pertama. Namun, sejak meningkatnya permintaan penyimpanan data, DCI pun menyegerakan pembangunan gedung baru JK2. DCI berencana membangun data center hingga delapan gedung, hingga JK8, di kompleks seluas 3,9 hektare di kawasan industri MM2100, Cibitung, Bekasi.

Pembangunan gedung data center selanjutnya akan lebih cepat dibanding pembangunan gedung pertama (JK1) ke gedung kedua (JK2).  

Data Center Ini Ngakunya Paling Hemat Energi se-Jakarta

"Kami tidak menargetkan kapan delapan gedung yang kami rencanakan akan terbangun, semuanya tergantung permintaan. Tapi karena permintaan sedang tinggi, kami harus bergerak cepat," ujar Presiden Direktur PT DCI Indonesia, Toto Sugiri dalam keterangannya, Jumat 16 Maret 2018.

Toto mengungkapkan, Gedung JK2 dirancang memiliki critical IT load sebesar 7 megawatt (MW) dengan Service Level Agreement (SLA) 99,999 persen. Dengan spesifikasi seperti itu, DCI Indonesia pun mendapatkan sertifikasi Uptime Institute Tier IV Facility. Prestasi tersebut menjadikan DCI unggul sebagai penyedia layanan data center di Indonesia, dibandingkan sebagian pemain data center lainnya yang baru memiliki sertifikasi Tier III. 

'Membaca Nasib' Data Center di Indonesia

"Sertifikasi Tier IV ini artinya kami hanya memiliki toleransi untuk down (mati lampu) selama lima menit dalam setahun. Sementara di level Tier III, toleransi down itu boleh 55 menit," tutur Toto.

Ilustrasi data center

Dia menegaskan, pembangunan JK2 merupakan salah satu wujud nyata komitmen perusahaan untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. 

Untuk mencapai sertifikasi tertinggi Tier IV itu, menurut Toto, tak sedikit investasi yang digelontorkan DCI. Sebab, bisnis data center sangat erat kaitannya dengan keamanan data dan efisiensi. 

"Kami berusaha menyediakan layanan data center terbaik. Meskipun ada toleransi down lima menit, selama hampir lima tahun beroperasi, buktinya kami tidak pernah mati sama sekali. Bayangkan, jika data center sebuah perusahaan e-commerce mati selama beberapa menit, berapa kerugiannya?" kata Toto.

Untuk mempertahankan semua komputer dan server di data center DCI supaya tetap menyala dan dingin, menurut Toto, perusahaannya sengaja menyediakan dua sumber daya listrik yakni dari PT Cikarang Listrindo dan dari PT PLN. 

"Kami menyambungkan data center kami ke dua sumber daya. Jadi kemungkinan kedua sumber daya itu mati bersamaan sangat kecil," kata dia.

Bicara investasi membangun data center bersertifikasi Tier IV, Toto mengatakan, 70 persen lebih banyak yang diperlukan untuk membangun data center Tier III.

Investasi tersebut, menurut Toto, lebih banyak dialokasikan untuk pengadaan perangkat seperti server, pendingin, dan UPS, ketimbang pembangunan fasilitas gedung. 

Untuk semakin memperkuat pelayanan, DCI juga sejak 2013, telah bermitra dengan Equinix, sebuah perusahaan data center global yang beroperasi di 44 negara di dunia dan terkoneksi ke lebih dari 9.500 pelanggannya di seluruh dunia. Dengan begitu, sebagai cloud and carrier neutral data center, DCI menyediakan jasa kepada penyedia layanan cloud dan telekomunikasi dengan infrastruktur kelas dunia.

Soal klien, DCI tercatat telah melayani klien dari berbagai bank, asuransi, perusahaan telekomunikasi, e-commerce dan cloud, baik nasional maupun multinasional. "Selama ini klien kami mayoritas perusahaan finansial dan multinasional." (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya