Data Pengguna Bobol, Bos Facebook Menyesal

CEO dan Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Chief Executive Officer Facebook, Mark Zuckerberg, mengaku sudah mengubah sejumlah aturan terkait berbagi data dengan aplikasi pihak ketiga.

Menerapkan Perlindungan Data Pribadi Bukan Tugas yang Mudah

Hal ini diungkapkannya pada Rabu, 21 Maret kemarin, sejak bobolnya data pribadi pengguna sekitar 50 juta orang dari Amerika Serikat oleh perusahaan konsultan politik yang berbasis di Inggris, Cambridge Analytica.

Zuckerberg akhirnya memecah keheningan selama lima hari dalam menghadapi skandal yang menyelimuti perusahaannya sepanjang pekan ini.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Facebook.

Ia mengakui bahwa kebijakan yang memungkinkan penyalahgunaan data adalah "pelanggaran kepercayaan antara Facebook dan orang-orang yang berbagi data (pengguna) dengan perusahaannya, dan berharap Facebook untuk melindunginya."

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

“Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi data Anda. Dan, jika kami tidak bisa maka kami tidak layak untuk melayani Anda,” kata Zuckerberg. menegaskan, dikutip Theguardian, Kamis, 22 Maret 2018.

Ia mencatat bahwa pihaknya telah mengubah beberapa aturan yang memungkinkan terjadinya pelanggaran. Zuckerberg mengaku telah berbuat kesalahan, sehingga "lebih banyak lagi pekerjaan yang harus dilakukan."

Ilustrasi Facebook.

Zuckerberg berjanji untuk menyelidiki dan mengaudit aplikasi yang mengakses data dalam jumlah besar dari pengguna Facebook sebelum perubahan pada platformnya pada 2014.

"Kami janji akan memberi tahu pengguna jika informasi pribadi mereka yang dapat diidentifikasi disalahgunakan oleh pengembang aplikasi. Karena, mencakup puluhan juta orang yang informasinya dibagi dengan Cambridge Analytica. Ini adalah pelanggaran besar terhadap kepercayaan masyarakat. Kami sangat menyesal bahwa kami tidak cukup bisa untuk mengatasinya," ungkap Zuckerberg.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya