Butuh Waktu Bersih-bersih Jumlah Real Pelanggan Prabayar

Registrasi pelanggan seluler prabayar.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Dalam rapat kerja antara Komisi I DPR dengan Menteri Komunikasi dan Informatika beserta tiga operator, perbedaan jumlah pengguna prabayar teregistrasi menjadi sorotan anggota dewan. Data operator seluruhnya total pengguna yang sudah registrasi mencapai 304 juta nomor sedangkan data Dukcapil yakni 351 juta nomor. 

Metode Registrasi Prabayar dengan Face Recognition Masih Abu-abu

Menanggapi hal itu, Menkominfo Rudiantara meminta waktu untuk merekonsiliasi data pelanggan prabayar itu sampai pertengahan Mei 2018, atau 2 pekan setelah blokir total pelanggan yang tidak registrasi prabayar per 30 April 2018. 

"Saya sampaikan bahwa nanti yang bersih itu (jumlah pelanggan prabayar) finalnya pertengahan Mei lah," jelasnya di Jakarta, Kamis 22 Maret 2018. 

Registrasi Prabayar Pakai Data Biometrik, Beban Trafik Ada di Dukcapil

Jumlah data pasti baru bisa diumumkan karena Kementerian Kominfo memberlakukan tiga tahap pemblokiran, yaitu 1 Maret hingga 31 Maret yang belum registrasi akan mengalami pemblokiran layanan keluar bagi SMS dan telepon. Setelah itu 1 April hingga 30 April giliran layanan SMS maupun telpon masuk akan diblokir. Pemblokiran selanjutnya, 1 Mei akan menjadi blokir total bagi yang belum registrasi. Namun sampai 30 April, bagi yang ingin melakukan registrasi masih bisa melakukannya. 

Soal perbedaan jumlah data yang mencapai 45 juta nomor, menurut Rudiantara, karena terdapat perbedaan sistem pada operator Dukcapil. Misalnya pengguna registrasi menggunakan satu NIK dengan nomor prabayar berbeda-beda. 

BRTI: Dukcapil Kemendagri Kewalahan Layani Registrasi Prabayar

Rapat Komisi I DPR dengan Menkominfo dan operator soal registrasi prabayar

Ia mengatakan, nomor yang memasuki masa tenggang namun sudah terdaftar registrasi juga akan membuat perbedaan pencatatan di kedua pihak itu. Pada operator, nomor tersebut tak akan ada lagi, namun pada Dukcapil akan tetap tercatat sebagai nomor yang telah registrasi. 

"Ada juga yang menggunakan NIK berkali-kali, saya (pengguna) enggak yakin maka saya daftarin lagi. Di Dukcapil dicatatnya dua hit, di operator nomornya cuma satu. Pasti ada selisih," ujar Rudiantara. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya