Pembatasan Kartu, Pedagang Pulsa Bisa Rugi Setengah Triliun

Unjuk rasa menolak pembatasan registrasi kartu prabayar telepon seluler satu NIK untuk tiga kartu
Sumber :
  • ANTARA FOTO/R. Rekotomo

VIVA – Pedagang seluler atau pulsa di bawah asosiasi Kesatuan Niaga Cellular Indonesia atau KNCI hari ini secara nasional turun jalan. Selain aksi di 25 kota, pedagang seluler juga menggelar demo di Jakarta. 

Metode Registrasi Prabayar dengan Face Recognition Masih Abu-abu

Pada aksi nasional di ibu kota ini, 5 ribuan pedagang pulsa long march dari kawasan parkir IRTI Monumen Nasional menuju ke Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika serta depan Istana Negara. Mereka menuntut pembatalan pembatasan registrasi untuk 1 NIK hanya 3 nomor kartu SIM. 

Pedagang pulsa berdalih, pembatasan itu merugikan bisnis kartu perdana mereka. Dalam keterangannya kepada VIVA, Senin 2 April 2018, KNCI merinci bagaimana dampak kerugian materiil yang bakal melanda bisnis pedagang seluler. 

Registrasi Prabayar Pakai Data Biometrik, Beban Trafik Ada di Dukcapil

Ketua Umum KNCI, Qutni Tysari mengatakan, pembatasan itu mengakibatkan kerugian langsung bagi outlet seluler saat ini. Dia menghitung, seumpama terdapat 10 outlet pada tiap kelurahan dan desa se-Indonesia yang berjumlah 83 ribu, maka asumsinya angka terendah jumlah outlet yakni 500 ribu outlet. 

Dia menuturkan, bila masing-masing outlet dirata-rata punya stok kartu perdana minimal 25 unit, maka jumlah stok kartu perdana milik seluruh outlet sebanyak 12,5 juta kartu perdana. 

BRTI: Dukcapil Kemendagri Kewalahan Layani Registrasi Prabayar

"Nilai harga rata-rata kartu perdana (internet) saat ini adalah Rp35 ribu, mana nilai total seluruh stok kartu perdana milik outlet yakni Rp437.500.000, atau hampir setengah triliun rupiah," jelas Qutni. 

Unjuk rasa menolak pembatasan registrasi kartu prabayar telepon seluler satu NIK untuk tiga kartu

Kerugian lain yang bakal diderita yakni oulet lambat laun akan tergusur lapaknya dari pasar seluler. 

"Ini berarti ada sekitar 5 juta jiwa masyarakat yang selama ini tergantung pada usaha outlet seluler akan menganggung dan kehilangan sumber penghidupannya," kata dia. 

Dampak terusan lainnya, dengan tutupnya outlet seluler di pedesaan, masyarakat terpaksa harus pergi ke kota yang terdapat jaringan gerai operator atau modern channel, yang artinya layanan telekomunikasi akan semakin mahal.

"Pasar seluler tentunya akan dikuasai total oleh segelintir pemodal besar dalam jaringan modern channel," jelasnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya