Skandal Facebook, Momen Hadirkan Karya Anak Bangsa

Sorot Facebook - Media Sosial Facebook - Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • REUTERS/Stephen Lam

VIVA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII menilai skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook seharusnya bisa menjadi momentum mengevaluasi Facebook sebagai media sosial terbesar di dunia. Selain itu, skandal yang melibatkan Cambridge Analytica dalam pemenangan Presiden Donald Trump itu perlu mendorong bangkitnya media sosial buatan anak bangsa.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga APJII, Tedi Supardi Muslih mengatakan, berdasarkan hasil survei lembaganya, jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2017 telah mencapai 143,26 juta jiwa dari total 262 juta jiwa penduduk Indonesia. Kebanyakan dari jumlah itu menggunakan internet untuk berinteraksi di media sosial.

"Kebocoran data itu adalah momentum untuk mengevaluasi Facebook. Apalagi, Facebook juga tercatat sebagai pemilik WhatsApp dan Instagram. Sebaiknya ini juga jadi momentum kebangkitan media sosial Indonesia. Jangan sampai masyarakat Indonesia hanya jadi pengguna saja," ujar Tedi Supardi Muslih dalam keterangannya, Senin, 2 April 2018.

Facebook dan Instagram Down, Pengguna Ramai-ramai Ngeluh di X: Sudah Beberapa Jam Tumbang Semua!

Tedi memaparkan, berdasarkan hasil riset APJII pada 2017, pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia sepanjang 2017 menunjukkan, separuh pengguna teknologi internet adalah milenial (49,52 persen). Menurut survei tersebut, pengguna teknologi internet bukan hanya dinikmati oleh yang berada di perkotaan.

Bila dirunut berdasarkan wilayah, terungkap penetrasi pengguna internet terbesar ternyata ada di Pulau Kalimantan dengan penetrasi hingga 72 persen, jauh di atas Pulau Jawa yang hanya 58 persen populasi penduduk. Ini berarti, ada akses yang relatif sama bagi milenial di seluruh Indonesia.

Facebook dan Instagram Down! Pengguna Ngeluh di X dan Jadi Trending Topic

"Dengan jumlah pengguna internet sebanyak itu, Indonesia tercatat sebagai negara pengguna Facebook terbanyak ke-4 di dunia. Jadi, dengan potensi pelanggan sebanyak itu harusnya bisa muncul media sosial khas Indonesia, kita tidak hanya menjadi konsumen," ujar Tedi yang pemilik dan pendiri PC24 Group, bisnis grup yang bergerak di bidang komputer dan solusi teknologi informasi. 

Menurut Tedi, Indonesia sebaiknya bisa mencontoh China yang bisa melaju di dunia internet dengan media sosial seperti Baidu, Weibo, dan Wechat. 

Acara Facebook Indonesia.

Rendahnya kesadaran data pribadi 

Senada dengan Tedi, ahli digital forensik Rubi Alamsyah berpandangan kasus kebocoran data Facebook itu merupakan pembelajaran mengenai pentingnya kehati-hatian dan privasi di media sosial.

"Media sosial ini kita gunakan secara gratis, banyak manfaat yang kita dapat. Tapi sejak mendaftar dan instal, sering kali orang banyak yang lupa mengenai kehati-hatian membagikan data-data yang bersifat pribadi," ujar Rubi.

Menurut Rubi, pengguna media sosial di Indonesia masih perlu diedukasi mengenai pentingnya perlindungan data pribadi agar tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga.

"Di Amerika, kesadaran mengenai privasi sudah sangat tinggi. Berbeda dengan di Indonesia, kita masih sangat rendah. Kita menggunakan media sosial, sering kali kebablasan membagikan data yang bersifat pribadi secara sukarela, padahal itu penting," ujar Rubi. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya