Teori Einstein Digunakan untuk Ukur Massa Galaksi

Ilustrasi Galaksi Bima Sakti.
Sumber :
  • Pixabay/Derwiki

VIVA – Para peneliti menggunakan teori relativitas milik Albert Einstein untuk menghitung massa galaksi pada penelitian mereka. Salah satunya, Einstein ring digunakan dengan menghitungkan kelengkungan cincin itu dan perubahan pada ruang di sekelilingnya.

Albert Einstein Pernah Sebut Berdirinya Israel Membawa Bencana

Teori relativitas umum yang dipopulerkan Einstein pada dasarnya adalah massa yang bisa melengkung pada bentuk ruang. Banyak peneliti sendiri telah mengamati perubahan ini beberapa kali.

Salah satunya adalah bagaimana benda berat di luar angkat membelokkan cahaya di sekitar mereka. Pendeskripsian efek kurva pada massa disebut Gamma serta teorinya harus sama dengan 1. Para peneliti menghitungnya di 0,97 dengan eror 0,09.

Terpopuler: Pengakuan John Kei soal Penembakan, Anies Dilarang Isi kuliah Umum di UGM

"Ini membuktikan cara massa membelokkan ruang-waktu benar tepat. Ini adalah sifat fundamental dari relativitas umum, bagaimana ruang-waktu berperilaku," ujar penulis penelitian dari Universitas Portsmouth, Thomas Collett, dilansir laman Gizmodo, Minggu, 24 Juni 2018.

Peneliti lainnya dari Universitas Oxford, Tessa Bakker menyatakan bahwa penelitian ini membuktikan bahwa para peneliti mampu menguji gravitasi dalam skala galaksi yang belum dieksplorasi.

Viral Surat Fenomenal Albert Einstein dan Ramalan Runtuhnya Negeri Israel

Alam semesta yang mengalami perluasan setiap waktunya membuat banyak fisikawan terus menguji teori dari Einstein tersebut. Salah satunya karena kekuatan yang disebut energi gelap, yang pada beberapa peneliti menduga adanya teori tentang kelengkungan ruang-waktu berbeda untuk hal yang lebih besar.

Namun pada galaksi Bima Sakti, relativitas umum masih bisa digunakan. Sedangkan teori yang mengubah nilai Gamma lebih banyak tidak bisa dijalankan.  

"Mungkin saja untuk menemukan teori Gamma menjadi 1 pada tata surya namun berbeda pada skala galaksi. Ini rintangan lain (untuk ahli teori) yang harus diatasi," ujar peneliti dari Universitas Pennsylvania, Jeremy Sakstein.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya