Cegah Berita Palsu, Facebook Lebih Baik Ketimbang Twitter

Media sosial Facebook.
Sumber :
  • REUTERS/Eric Gaillard

VIVA – Sebuah penelitian mengatakan bahwa upaya Facebook memerangi berita bohong mungkin bekerja lebih baik. Penelitian dari Universitas Stanford dan Universitas New York mengatakan hal ini berdasarkan penelitian dari 570 situs. 

Viral! Penampakan Buaya di Kecamatan Medan Labuhan, Ini Kata Camat

Situs itu tercatat sebagai produsen berita palsu menurut kelompok seperti PolitiFact dan FactCheck. 

Dilansir laman Engadget, Minggu, 16 September 2018, para peneliti mengumpulkan berita yang dipublikasikan situs-situs yang terdapat di Facebook juga Twitter sejak Januari 2015 dan Juli 2018.

Apes, Pelaku Curanmor di Medan Ditangkap Polisi Karena Ketahuan Jual Motor Curian di Medsos

Mereka menemukan intensitas interaksi berita palsu jelas pemilu presiden Amerika Serikat 2016 terus meningkat. Namun pada Facebook setelah pilpres menurut 50 persen. Sedangkan sharing berita palsu di Twitter terus bertambah. 

Sebagai perbandingan, interaksi dengan situs ternama, kecil dan bisnis serta situs budaya tetap tinggi dan stabil pada waktu yang sama. Ini menunjukkan bahwa upaya yang dibuat Facebook memiliki efek terukur pada penyebaran berita palsu. 

Aura Kasih Mendadak Umumkan Rehat dari Medsos, Warganet Bertanya-tanya

Tim peneliti juga menjelaskan temuannya tidak definitif dan mereka mencatat beberapa keterbatasan yang dimiliki saat menafsirkan hasil. 

Pertama yaitu pemilihan situs bisa saja bias dan hampir bukan koleksi yang komprehensif. Berikutnya, berita yang berasal dari situs itu bisa lebih rentan interaksi dari satu jaringan sosial daripada lainnya. 

Selain itu karena PolitiFact dan FactCheck bekerja dengan Facebook pada upaya penghentian berita palsu, situs yang mereka pilih bisa jadi yang terlihat dan menunjuk tajam oleh Facebook. 

Keterlibatan Facebook pada share Twitter yang berubah juga menjadi catatan tersendiri. Saat pemilu presiden, Facebook ke Twitter memiliki rasio 45:1 dan dua tahun kemudian menjadi 15:1. 

"Kami melihat perbandingan keterlibatan Facebook pada Twitter share sebagai potensial untuk lebih informatif," tulis para peneliti. 

Walaupun hasilnya positif, para peneliti masih mencatat ada sekitar 70 juta keterlibatan dengan sampel berita palsu setiap bulannya di Facebook. Sedangkan yang lain mencatat fake news masih menjadi masalah bagi platform itu juga. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya