Ilmuwan Prediksi Alien akan Ditemukan 20 Tahun Lagi

Ilustrasi Alien.
Sumber :
  • www.pixabay.com/Ribastank

VIVA – Seorang ilmuwan yang berasal dari Inggris memperkirakan bahwa manusia akan menemukan jejak kehidupan alien dalam 20 tahun mendatang. Astrofisikawan yang berasal dari Imperial University London, David L Clements, mengklaim hal tersebut dalam makalah yang baru saja diterbitkan.

Perburuan Alien Belum Usai, Kawan

"Mendeteksi tanda-tanda kehidupan di tempat lain merupakan hal menantang, sehingga terlihat sangat mustahil. Namun wawasan pengamatan dan perkembangan baru memberi tanda bahwa adanya kehidupan di tempat lain, mungkin terungkap dalam satu atau dua dekade berikutnya," katanya.

Dikutip melalui situs Metro, Selasa, 20 November 2018, dalam studinya tersebut ia membahas paradox fermi, merupakan kontradiksi adanya kemungkinan kehidupan lain di alam semesta dan sejumlah fakta yang belum berhasil dideteksi oleh peneliti.

UFO Terpantau Lagi Keliling Bulan

Secara teoritis budaya berpergian ke luar angkasa seharusnya dapat mengunjungi setiap bintang di galaksi dalam skala waktu 50-100 juta tahun. Bahkan jika mereka melakukan perjalanan kecepatan yang lebih lambat daripada kecepatan cahaya. Clements mengatakan bahwa Alien seharusnya sudah ada.

Keterbatasan waktu digunakan sebagai argumen untuk melawan keberadaan makhluk cerdas di luar angkasa. Namun keberadaan kita sendiri adalah bukti bahwa kehidupan cerdas memang ada dan dapat muncul di Galaksi. Hal ini merupakan teka-teki dari Paradox Fermi.

Top Trending: Naik Bus Hantu dari Lampung ke Bekasi, Pimpinan Aolia Mbah Benu Beri Klarifikasi

Makalah ini juga menyebut, kehidupan lain mungkin juga ditemukan di lautan yang terkunci, di bawah permukaan bulan, atau planet lain yang dapat memberi pengaruh besar bagi perkembangan peradaban. Di Bumi sendiri rumah yang paling mungkin untuk menampung Alien adalah Eropa.

Lalu bulan milik Jupiter dicurigai menyembunyikan makhluk di bawah kerak esnya, "Kehidupan cerdas lainnya terkunci di bawah, terhalang es yang tidak dapat ditembus. Mereka tidak dapat berkomunikasi dan memahami keberadaan alam semesta di luar wilayahnya," katanya.

Lalu ia juga menulis dalam laporannya bawah spesies yang hidup di air dapat berevolusi ke tingkat kecerdasan yang lebih tinggi, lumba-lumba dan gurita adalah salah satu contohnya. Namun karena faktor lingkungan yang penuh dengan air, perkembangan teknologi menjadi terbatas. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya