Siap Pasang Buoy, BPPT: Tsunami Bakal Gampang Terdeteksi

Pengunjung menyaksikan gelombang laut di Pantai Anyer beberapa waktu lalu
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam waktu dekat bakal memasang buoy tsunami di sekitar perairan Gunung Anak Krakatau. BPPT menjamin terpasangnya buoy tersebut bisa mendeteksi potensi tsunami secara real time dan akurat. 

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, mengatakan, alat ini memiliki fungsi penting.

"Buoy yang akan dipasang itu dinamakan buoy Merah Putih. Alat ini penting sebagai peringatan dini, agar penduduk di wilayah yang berpotensi tsunami memiliki waktu untuk dapat dievakuasi ke shelter terdekat," katanya seperti yang dikutip melalui situs resmi BPPT, Selasa, 1 Januari 2019.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Namun, bukan berarti tanpa kendala. Sebab, proyek ini butuh biaya banyak. Untuk satu unitnya saja termasuk pemasangan dan pemeliharaan bisa menghabiskan dana hingga Rp5 miliar.

“Revitalisasi ini kita oprek lagi dari buoy yang rusak akibat vandalisme. Kita gunakan panel tenaga surya untuk sumber tenaganya, serta kita upayakan semua sensornya lengkap kembali. Butuh waktu, semoga dengan adanya dana khusus bisa lebih cepat prosesnya hingga pemasangan,” ucap Riza.

Badan Geologi: Potensi Tsunami Akibat Gunung Ruang Bisa Setinggi 25 Meter

Dia pun meminta, nantinya masyarakat ikut menjaga buoy. Karena alat ini dibangun negara untuk menyelamatkan masyarakat.

Buoy akan dipasang di 100-200 kilometer jauhnya dari bibir pantai. Alat tersebut nantinya dapat mengirim data terbaru ketika terdapat gelombang tinggi di tengah laut yang diduga berpotensi tsunami.

Hitungannya jika kecepatan gelombang tsunami antara 500-700 kilometer per jam, minimal ada waktu sekitar 10-15 menit untuk evakuasi masyarakat ke shelter terdekat.

“Sinyal dari buoy di tengah laut itu akan semakin intens, mengirimkan sinyal ke pusat data early warning system secara real time, jika ada gelombang yang melewatinya. Semakin tinggi dan kencang gelombang, maka sinyal yang dikirim frekuensinya akan semakin rapat dan bisa berkali-kali dalam hitungan detik,” tutur Riza.

BPPT akan menempatkan tiga buoy di wilayah prioritas berdasarkan kajian tsunami. Untuk pertimbangan sementara mereka akan ditempatkan di kompleks Gunung Anak Krakatau dan Zona Subduksi Selat Sunda.

Selain itu, BPPT bakal memasang kabel bawah laut atau cable based tsunameter (CBT). Sifatnya akan saling melengkapi dengan buoy, sehingga deteksi tsunami akan semakin akurat.

CBT telah dikembangkan di beberapa negara, seperti Kanada, Jepang, Oman, dan Amerika Serikat. BPPT menyatakan telah menyiapkan kabel sepanjang tiga kilometer. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya