Beruang Kutub Terancam Punah, Gambaran Nasib Manusia di Masa Depan

Beruang kutub terdampak perubahan iklim
Sumber :
  • YouTube/Guardian News

VIVA – Beruang kutub disebut-sebut jadi makhluk yang akan punah karena efek perubahan iklim. Habitat hidup mereka di laut Arktik mulai mencair. Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) mengatakan, hewan itu tengah berjuang di tengah es yang terus menipis.

Jadwal 'Kiamat' Tak Bisa Ditunda, Sosok Penting Ini Menyerah

Dikutip dari laman Metro, Kamis, 6 Februari 2020, perubahan iklim ternyata juga menyebabkan masalah besar pada urusan vital mereka. Di antaranya anjing laut yang jadi makanan mereka serta berhubungan seks dan memelihara anak.

Pasalnya mereka menggunakan es untuk melakukan perjalanan jauh dalam perburuan anjing laut. Para beruang kutub makan dengan membasmi sarangnya kemudian memakan anak dan ibu anjing laut. Mereka juga mengintai dari celah-celah untuk kemudian menerkam mangsa.

5 Negara yang Diramalkan Hilang dari Peta, Ada Tetangga Indonesia

Konsentrasi es laut menurut NASA telah menurun 13 persen sejak 1979 karena meningkatnya suhu global. Daerah arktik telah memanas dua kali lipat lebih cepat dibanding bagian dunia lainnya.

Baca juga: Miris, Beruang Kutub ini Menjadi Korban Vandalisme

Kasus Dengue di Indonesia Meningkat Dua Kali Lipat efek El Nino, Menurut Kemenkes

"Kita tahu bahwa dataran es di laut yang merupakan habitat beruang kutub berkurang dengan sangat cepat. Ketika tidak ada es di laut, mereka akhirnya pindah ke darat yang bisa menyebabkan mereka minim akses mendapat makanan. Penelitian kami melihat bagaimana perubahan ini memengaruhi kondisi dan reproduksi," ujar ahli ekologi Arktik, Kristin Laidre.

Ia memimpin penelitian dan menemukan beruang kutub lebih banyak menghabiskan waktu di darat dan berpuasa dalam tempo yang lama. Anak dari beruang juga memiliki proporsi tubuh yang lebih kecil daripada umumnya.

"Mereka adalah ikon perubahan iklim. Juga indikator awal perubahan iklim karena sangat bergantung pada es laut," jelasnya.

Beruang kutub jadi pertanda masa depan kita. Perubahan yang didokumentasikan selama penelitian akan memengaruhi semua orang di seluruh dunia. Manusia akan mencapai 'point of no return', sehingga tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan planet ini.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya