- Wikiwand
VIVA – Badan Antariksa dan Penerbangan (NASA) baru saja membeli hak atas empat sampel Bulan, yang akan dilakukan di masa depan seharga US$25.001 atau Rp353 juta.
Dilansir dari situs Space, Jumat, 4 Desember 2020, agensi asal negeri Paman Sam itu telah sepakat dengan empat perusahaan yang akan mengumpulkan batu dan tanah di Bulan beberapa tahun ke depan.
Kontrak tersebut dirancang guna melakukan ekstraksi, penjualan dan penggunaan sumber daya di luar Bumi untuk memperluas jejak manusia.
"Kami pikir penting untuk menetapkan preseden yang dapat diekstraksi oleh entitas sektor swasta, mengambil sumber daya ini, dan NASA dapat membeli dan memanfaatkannya untuk mendorong era dinamis baru dari pengembangan publik dan swasta, dalam eksplorasi bulan dan kemudian ke Mars," kata Administrator NASA, Mike Gold.
Agensi belum membuat rencana tentang pengambilan sampel tersebut, tidak jelas juga apakah itu akan dibawa ke Bumi atau tidak. NASA sendiri sudah memiliki 342 kg batu bulan dari misi Apollo.
Pendanaannya sangat rendah karena NASA hanya membayar untuk materi yang dikumpulkan, tanpa membayar tagihan untuk pembiayaan perusahaan.
Masten, ispace Europe dan Lunar Outpost, berencana untuk mengumpulkan sampel di wilayah kutub selatan Bulan, di mana ketiganya ingin mendarat pada 2023.
Hakuto-R akan mengumpulkan sampel dari Lacus Somniorum, sebuah situs di sisi timur laut dekat Bulan, setelah pendaratan yang direncanakan pada tahun 2022.
Masten akan menggunakan pendarat XL-1, ispace Eropa akan mengandalkan pendarat Hakuto-R dan Lunar Outpost tampaknya akan menumpang kapal Blue Moon milik Blue Origin.
Setiap set sampel akan memiliki berat antara 1,8-18 ons. Keempat perusahaan tersebut akan memberikan citra sampel, serta data yang mengidentifikasi di mana sampel tersebut dikumpulkan.
