- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Menteri Negera Riset dan Teknologi Suharna Surapranata mengajak seluruh kalangan swasta ambil bagian dalam pengembangan riset dan teknologi nasional.
Alasannya, alokasi anggaran riset yang disiapkan pemerintah sebesar Rp10 triliun dinilai masih jauh dari harapan. "Dana ini sangat kurang, kerjasama dengan dunia usaha sangat diharapkan karena mereka memiliki potensi untuk itu," kata Suharna Supranata di aula Gubernuran Sumbar, jalan Sudirman, Padang, Selasa, 13 September 2011.
Menurut Suharna, dana riset tersebut tersebar di 35 kementerian dan lembaga. Dana itu akan dikucurkan untuk pengembangan biaya riset dan inovasi daerah.
Walau begitu, dia menilai, dana itu tidak akan mencukupi biaya pengembangan inovasi daerah yang dinilainya memiliki potensi untuk dikembangkan.
"Kita mengharapkan pemerintah daerah juga menganggarkan biaya riset ini dengan mengalokasikannya ke APBD, karena dana dari pemerintah pusat tidak akan mencukupi," tuturnya.
Ia mengaku, akan ada dana yang dikucurkan pemerintah pusat untuk pengembangan inovasi di daerah. Namun, ia enggan menyebutkan jumlahnya. "Berapa angkanya, saya belum bisa pastikan."
Suharna menilai, persoalan inovasi dan riset nasional sangat tergantung pada mekanisme pasar dan kemauan politik nasional. Bagaimanapun, katanya, ada enam pilar utama yang memengaruhi kebijakan inovasi nasional. Di antaranya, kebijakan politik, ekonomi, pasar dan pendidikan.
Anggota DPR RI dari Komisi VII Azwir Daini Tara mengaku, akan menampung dan membicarakan persoalan ini pada komisinya di DPR. "Saya sudah mendengar persoalan ini dan akan kita bawa dalam rapat komisi nantinya," kata Azwir.
Laporan : Eri Naldi | Padang