- Vivanews/ Tri Saputro
VIVAnews - Mengatasi maraknya sindikat penipu melalui SMS dan telepon, Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring memanggil 10 operator telekomunikasi. Pertemuan digelar hari ini.
Hasilnya, para operator sepakat untuk menghentikan penyedia konten-konten nakal yang menyedot pulsa pengguna telepon seluler secara ilegal. "Ada lima poin yang kami sepakati tadi, akan kita pantau terus pelaksanaannya di lapangan. Karena sudah sangat meresahkan masyarakat", ujar Tifatul, Rabu 5 Oktober 2011.
Lima poin yang disepakati adalah, pertama, Kemenkominfo meminta operator dan content provider (CP) untuk taat hukum, bagi yang terbukti bersalah akan dikenai sanksi. "Kedua, operator harus benar-benar memberikan penjelasan kepada publik, melalui televisi atau cetak, soal reg dan unreg dari suatu pelayanan berbayar," kata Tifatul. "Pemotongan pulsa pelanggan harus seizin yang bersangkutan."
Pertemuan tersebut juga menemukan dan mengenali nomor penggerus pulsa. Biasanya short character seperti ABCD sedangkan 08XXXXXXXX yang sering dikeluhkan adalah pelaku penipuan-penipuan," kata Tifatul.
Dia menambahkan, BRTI dan regulator telah menerima 7.000 pengaduan via nomor 159 dan lebih dari 90% sudah ditangani bersama operator. "60 penyedia konten sudah di-blacklist, para operator tidak boleh lagi berbisnis dengan mereka.
Sementara, jasa SMS premium yang positif dan mengikuti aturan hukum tetap boleh berjalan sebagai dukungan terhadap industri kreatif.
Ditambahkan Tifatul, pada Selasa 11 Oktober 2011 Kemenkominfo akan bertemu Bareskrim Polri, menindak lanjuti penyedia konten yang nakal. "Kami minta kepolisian memproses secara hukum, dugaan penggerusan pulsa secara illegal", tegas Tifatul.
Ada dua metode yang biasa dilakukan, pertama, pelaku menggunakan nomor dari salah satu provider kemudian mengirimkan pesan kepada nomor korban secara acak, biasanya disertai iming-iming hadiah. Pesan itu mengandung nomor kode awalan untuk menstransfer pulsa. Jika korban membalas maka secara langsung pulsa akan tersedot
Cara kedua, menggunakan konten yang dikeluarkan badan usaha yang bekerjasama dengan operator. Para pelaku biasanya beraksi saat korban lengah, seringnya dini hari. Mereka juga mengincar nomor-nomor cantik, dengan asumsi pemiliknya pasti kalangan menengah ke atas. (adi)
Pemkot Tangsel Raih Opini WTP 12 Kali Berturut, Benyamin: Kami Selalu Bertekad Pertahankannya
Pencapaian Opini WTP Pemkot Tangsel ini yang ketiga di bawah kepemimpinan Wali Kota Benyamin Davnie dan Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan.
