Ini Skema Usulan Dana Wajib Operator

Penggunaan Mobile PLIK
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - Pembangunan broadband nasional menjadi sebuah keniscayaan di tengah kebutuhan bandwidth yang meningkat pesat sejalan dengan perubahan tren layanan. Mengingat pembangunan broadband terhitung mahal, beberapa operator mengusulkan skema penggunaan dana Universal Service Obligation (USO).

Berdasarkan data Cisco Visual Networking Index, Presiden Direktur PT.XL Axiata Hasnul Suhaimi melihat tren mobile dan fixed data akan tumbuh pesat secara bersamaan. Namun tren akan lebih didominasi oleh fixed data dibandingkan dengan mobile data. Data Cisco menunjukkan pada 2016 trafik melalui fixed line akan mencapai 73,6 persen sedangkan mobile data hanya 9,9 persen.

Untuk itu, menurutnya Indonesia perlu segera mengembangkan infrastruktur broadband agar tidak terus ketinggalan dengan negara lain. Problemnya pembangunan infrastruktur ini cukup mahal. Hasnul kemudian mengusulkan penggunaan dana USO untuk pembangunan jaringan serat optik ke rumah (FTTH).

"Kami usul jaringan ini dibangun dan dioperasikan oleh perusahaan pemenang tender secara open access," kata Hasnul di Jakarta, Kamis 9 Agustus 2012.

Dengan cara demikian menurutnya operator lain akan terbuka untuk masuk menawarkan jasa kepada pelanggan melalui jaringan tersebut dengan harga sesuai pasar dan disetujui oleh pemerintah.

Hasnul menambahkan pembangunan jaringan kabel optik sampai ke rumah ini diawali di kota-kota besar dengan mempertimbangkan dampak peningkatan ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan kawasan pedesaan.

Sementara itu, untuk implementasi dana USO, PT. Telkom mengusulkan pemisahan dalam tahap pertama, pengembangan infrastruktur USO yang dikendalikan oleh Badan Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), selaku Badan Layanan Umum yang mengelola dana USO.

Kedua, untuk pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur USO dilaksanakan oleh operator melalui tender. Telkom berpendapat operasi dan pemeliharaan tersebut dilangsungkan selama 5 tahun.

"Atas pengembangan dan pengoperasian infrastruktur ini, usul pengurangan BHP USO untuk operator dapat disetujui," kata Revolin Simulsyah Nasution, VP Infrastructure and Servive Plan PT.Telkom.

Sedangkan PT Indosat lebih memandang dalam jangka panjang, operator seluler nantinya menjadi penyelenggara USO, diizinkan untuk membangun daerah USO sendiri yang ini diperhitungkan sebagai kontribusi terhadap USO. Indosat juga memandang peruntukan USO perlu diperluas ke berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, pertanian dan perikanan.

"Perlu juga secara tegas dideklarasikan daerah kategori USO itu seperti apa, apakah wilayah perbatasan atau wilayah dengan tingkat kependudukan yang rendah, itu masuk atau tidak. Nah setelah itu juga perlu pengembangan daerah itu menjadi bebas USO," kata Indar Atmanto, Chief Corporate Services Officer PT. Indosat.

Pihaknya juga memandang pemanfaatan dana USO diperuntukan untuk pengembangan elemen jaringan infrastruktur dasar, yaitu jaringan backbone.

Dana USO untuk tahun ini mencapai 1,4 triliun yang didapat dari 1,25 persen pendapatan dari seluruh operator. (adi)

Ini Pemain Korea Selatan yang Perlu Diwaspadai Timnas Indonesia di Piala Asia U-23
Shandy Aulia

5 Artis Cantik Warisi Darah Biru, dari Sumedang Larang hingga Mangkunegaran

Banyak selebriti Indonesia memiliki latar belakang keturunan bangsawan atau keturunan dari keluarga kerajaan. Para keturunan ini kerap disebut sebagai pewaris darah biru.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024